Waspada, Gejala Kanker Usus Muncul Sensasi Tak Nyaman saat BAB

Ilustrasi buang air besar (BAB). (Sumber foto: Shutterstock)

Banyak orang mungkin hanya menganggap bahwa munculnya sensasi atau rasa tidak nyaman saat buang air besar adalah suatu yang biasa dan bisa sembuh sendiri.

Tapi hati-hati, kondisi tersebut bisa jadi Anda merupakan tanda bahwa ada kanker usus yang tengah tumbuh. Jika merasa perlu mengejan, hal itu juga bisa jadi gejala yang dialami.

Dilansir dari Express UK, merasa seolah-olah belum sepenuhnya mengosongkan isi perut, bahkan setelah buang air besar, juga bisa jadi salah satu tanda kanker usus, menurut Cancer Research UK.

Bisa jadi tumor yang tumbuh menyebabkan perasaan tegang di toilet ini.Tanda lain dari kanker usus – baik pada pria maupun wanita – adalah pendarahan dari rektum. Artinya orang tersebut akan melihat darah saat menyeka bagian belakang.

Darah dalam tinja juga bisa menjadi tanda yang jelas, seperti juga perubahan kebiasaan buang air besar yang normal.

Ini bisa termasuk buang air besar lebih sering, mengalami diare atau sembelit atau bergantian di antara keduanya.

Benjolan kanker di usus mungkin dirasakan oleh dokter yang menyelipkan jari bersarung ke dalam anus.

Cara lain untuk merasakan benjolan adalah di perut, lebih sering ditemukan di sisi kanan.

Gejala lain dari kanker usus meliputi: kehilangan berat badan, nyeri di perut atau bagian belakang, kelelahan dan sesak napas.

Jika melihat salah satu dari gejala-gejala ini, Cancer Research UK mendesak Anda untuk membuat janji dengan dokter umum.

Ini mungkin bukan kanker, tapi bisa jadi sejumlah kondisi kesehatan lainnya, tetapi yang terbaik adalah memeriksakannya.

Lalu, sebenarnya siapa yang lebih berisiko terkena kanker usus?

Orang yang demar makan daging olahan dan daging merah telah terbukti meningkatkan risiko kanker usus.

Selain itu, diet yang kurang serat bisa lebih berisiko daripada makan daging olahan dan daging merah

Makan terlalu sedikit serat menyebabkan sekitar 30 dari 100 kasus kanker usus, sedangkan makan daging merah diperkirakan menyebabkan 13 dari 100 kasus. (suara.com/ykw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *