Tak Berkategori  

Warga Resah, Akibat Limbah Pabrik Tahu Dibuang Ke Sungai Dan Menimbulkan Bau Tidak Sedap

BANJARBARU, koranbanjar.net – Limbah yang dihasilkan dari pengolahan Pabrik Tahu Pong, membuat warga Guntung Manggis Jalan Sidomulyo 1 resah. Pasalnya, endapan dari limbah tersebut menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari aliran sungai.

Berdasarkan laporan warga mengenai keluhannya, Selasa (15/10/2019), Satpol PP Banjarbaru langsung mengecek ke pabrik tahu pong yang diduga membuat bau tidak sedap akibat limbah tahu dibuang sembarangan.

Sekretaris Satpol PP Banjarbaru Muhammad Bahrain mengatakan, limbah tahu tersebut memang dibuang di sungai yang berada dekat dengan pabrik tersebut.

“Awalnya ada laporan dari warga. Mengeluhkan bau limbah tahu yang menyengat, disepanjang sungai di belakang Denzipur Banjarbaru,”ujarnya kepada koranbanjar.net saat ditemui di Kantor Satpol PP Banjarbaru, Jumat (18/10/2019).

Ketika dilokasi, pemilik pabrik tahu langsung diberikan teguran oleh pihak Satpol PP Kota Banjarbaru.

“Pemiliknya menerima masukan saran dan teguran, setelah melakukan musyawarah dengan warga di sana. Solusinya sudah dapat, akan melakukan rutin treatment setiap tiga bulan sekali dan kami akan kontrol. Untuk kontrol pertama nanti hari senin kami cek lagi ke lokasi sudah ada perkembangan atau tidak,”katanya

Menurutnya, kejadian ini bukan yang pertama kali. Melainkan, sudah ada beberapa kali dengan persoalan yang sama yakni bau limbah pabrik tahu.

Pemilik Pabrik Tahu Pong Selamet Suhadi mengungkapkan, dirinya hari ini di Kantor Satpol PP memenuhi panggilan untuk melakukan penanda tanganan kesepakatan mengenai musyawarah yang dilakukan bersama warga saat pengecekan limbah miliknya, Selasa (15/10/2019) lalu.

“Sebenarnya limbah ini bermasalah tiap tahun, tetapi hanya pada saat musim kemarau. Dulu penampungan itu saya tutup, dan tidak ada masalah. Tetapi, karena saat kemarau ini tetangga saya yang punya tanaman sayur bilang ke saya katanya supaya subur lagi tanaman sayurnya minta tolong dibuka penampungan limbah saya. Karena kan itu (limbah tahu) bisa dibuat pupuk. Akhirnya saya buka ternyata ada yang mempermasalahkan,”beber pria yang akrab disapa Ridho ini.

Walaupun begitu, ia menerima apapun masalahnya sebab semua manusia pasti hidup bertetangga.

“Kita punya penampungan yang besar. Di penampungan itu limbah tahu ada yang harus difilter dulu, kemudian di salurkan ke sungai tetapi sudah harus dalam kondisi bersih,”ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk perizinan apapun itu sudah dimilikinya untuk menjalankan usaha tahunya itu.

“Ya memang ini kesalahan saya, nanti penampungan ini akan saya tutup lagi agar nanti tidak ada yang mempersalahkan lagi limbah tahu ini,”tuturnya.

Dirinya berharap, usaha yang dijalaninya tetap terus maju dan limbah tidak mengganggu masyarakat sekitar.

“Kita akan cari terus solusinya supaya tidak ada masalah karena kita pastinya hidup selalu bertetangga, biar sama-sama enak,”pungkasnya. (ykw)