Walhi; Seribu Sungai di Kalsel Tak Mampu Tampung Air Lagi

Direktur Walhi Kalsel Kisworo Dwi Cahyono.(foto:Doc Koranbanjar)
Direktur Walhi Kalsel Kisworo Dwi Cahyono.(foto:Doc Koranbanjar)

Banjir yang terjadi di wilayah Kalsel akhir-akhir ini, menurut Direktur Walhi Kalsel Kisworo Dwi Cahyono membuktikan, saat ini banua dalam kondisi darurat lingkungan dan darurat ruang akibat perambahan hutan.

BANJARBARU, koranbanjar.net – Salah satunya banjir melanda wilayah Kabupaten Tanah Bumbu seminggu terakhir, kata Kisworo, karena seribu sungai tak lagi mampu menampung air.

“Seribu sungai tak mampu menampung air, tidak bisa pulang ke tempatnya karena banyak sawit. Ke laut aja tak sanggup,” ujarnya.

Pemerintah Pusat padahal memprogamkan untuk memulihkan kondisi hutan, namun belum ada hasil. Juga, ia meminta pemerintah mengakui adanya hutan adat di sepanjang Pegunungan Meratus.

“Saya minta perhutanan sosial, juga tolong dorong pengakuan hutan adat, masyarakat adat Kalsel lebih dulu ada sebelum negara ini,” ungkapnya.

Kisworo, juga meminta kepada pemerintah soal pertanian mematangkan perencanaan saat pembahasan Rencanan Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Penyebab banjir juga akumulasi curah hujan dan tutupan lahan yang terdegradasi selama puluhan tahun.

“Solusinya adalah dialog terus menerus antara pemerintah, pengusaha, pengamat lingkungan, dan masyarakar,” ungkapnya.(maf/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *