Religi  

Viral, Aisah Berharap dapat Sekolah

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Viral. Di Medsos seorang anak perempuan bernama Siti Aisah Safitri (14) viral sebab memohon melalui surat terbuka kepada Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor. Ia meminta agar gurbernur membantu biayanya melanjutkan ke sekolah menengah pertama.

Surat itu ditulisnya pada sehelai kertas buku, dan tulisannya  pun nampak tidak rapi.  Isi surat permohonan surat itu menyatakan bahwa orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya, dan meminta agar gubernur Kalsel membantunya.

Selain itu, ia juga menuliskan namanya serta kedua nama orang tuanya dan alamatnya dia tinggal. Surat itu ia tuliskan pada Jumat (4/5) lalu.

Surat Aisah

Diketahui, Aisah serta kedua orang tuanya bertempat tinggal di Jl H Mistar Cokrokusumo RT 12 RW 2 Sei Besar, Kelurahan Sei Besar Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru.

Menurut keterangan ayah Aisah, Maskuni (39), Aisah menulis surat tersebut tanpa sepengatahuannya. “Aisah takut tidak bisa melanjutkan sekolah. Tanpa sepengatahuan saya dia rupanya menulis surat yang kemudian diunggahnya lewat facebook saya,” ujarnya kepada koranbanjar.net saat ditemui di kediamannya, Minggu (6/5).

Aisah pun mengakui bahwasanya ia menulis surat itu atas dasar kehendaknya sendiri. “Iya menulis sendiri tanpa disuruh siapapun,” ungkapnya.

Maskuni akui, memang saat ini belum ada uang untuk menyekolahkan anaknya. Bahkan untuk tempat tinggal saja ia masih menempati rumah tetangganya yang dipinjamkan secara cuma-cuma. Rumah berukuran kurang lebih 3×7 meter dengan dinding dari triplek dan sebagian menggunakan terpal, Aisah bersama adiknya dan kedua orang tuanya tinggal.

“Beginilah kehidupan kami (sekeluarga). Saya bekerja sebagai buruh bangunan lepas yang penghasilannya tidak menent,” ungkap ayah dua orang anak ini.

Usai tulisan Aisah virar di dunia maya Sabtu kemarin, ia mengatakan pihak Dinas Sosial Kota Banjarbaru sudah mendatangi rumahnya guna mencek.

“Kemarin ada dari Dinas Sosial Banjarbaru datang ke sini untuk memeriksa keadaan kami. Mereka berjanji akan mengusahakan membantunya,” tuturnya.

Terkait Kartu Indonesia Pintar (KIP) Aisah sebenarnya sudah mendapatkannya, namun Maskuni mengaku bingung bagaimana menggunakannya.

“Kita sudah ada mendapat kartu itu (KIP) tahun kemarin, tapi sudah digunakan uangnyya. Sekarang tidak tahu lagi bagaimana menggunkannya lagi,” ucapnya.

Ia pun berharap agar anaknya Aisah dapat melanjutkan sekolah. “Semoga saja ada yang mau membantu anak saya bersekolah, soalnya biaya masuk sekolah mahal,” tutupnya.

Tetangganya pun merasa kahisan alan nasib keluarga Aisah yang kurang mampu urusan ekonomi. “Iya kasihan tidak bisa mengongkosi anaknya sekolah. Semoga saja ada yang mau membantu biaya sekolah Aisah,” tutur Puspa.(dra,ana)