Persoalan Pasar Martapura menjadi perhatian penting bagi kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Banjar saat debat terbuka belum lama tadi di Hotel Novotel Banjarbaru.
BANJAR, koranbanjar.net – Pasar menjadi materi yang cukup hangat dibahas saat debat dua kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati Banjar di Hotel Novotel Banjarbaru, belum lama tadi.
Dalam debat tersebut, moderator mengajukan pertanyaan kepada Paslon 02 yakni, Syaifullah Tamliha dan Habib Ahmad Bahasyim, bagaimana inovasi yang akan dilakukan terkait kondisi pasar-pasar di wilayah Kabupaten Banjar.
Dengan APBD yang besar, peningkatan ekonomi belum maksimal, pasar yang tidak terawat, sampah berserakan, banyak bangunan rusak dan dijadikan tempat maksiat.
Lantas Paslon 02 H Syaifullah Tamliha menjawab, bahwa dia akan meningkatkan kondisi pasar, membongkar bangunan yang ada, kemudian melakukan kerja sama dengan investor asing dan akan membongkar pasar-pasar, serta di lokasi Pasar Batuah akan dibangun Hotel Syariah agar tidak ada lagi sarang maksiat di Pasar Batuah Lantai II.
Menanggapi jawaban Paslon 02, Paslon 01 H Saidi Mansyur mengatakan, pihaknya akan mengoptimilisasi aset-aset pasar dalam meningkatkan ekonomi daerah, kemudian sepakat dengan kerja sama pihak lain, tapi tidak sepakat dengan pihak asing.
Terkait pernyataan paslon 02 H Syaifullah Tamliha yang menyebut Pasar Batuah akan dijadikan hotel karena menjadi tempat maksiat, pedagang setempat keberatan.
Perwakilan Pedagang Pasar Batuah Lantai II, Hj Jamilah, H Ismail dan Sukri kepada koranbanjar.net mengaku bahwa mereka sudah lebih 20 tahun berjualan di atas Pasar Batuah keberatan dengan pernyataan paslon 02 H Syaifullah Tamliha bahwa Pasar Batuah Lantai II disebut menjadi sarang maksiat.
“Saya ini 30 tahun sudah berjualan di sini mulai kekanakan, sampai jam 9 atau 10 malam saya pulang, di mana tempat maksiatnya? Kami kada (tidak) terima dipadahakan (dibilang) seperti itu, keamanan di sini jalan terus, ada kekanakan pacaran aja kami kuciaki,” kata Hj Jamilah.
Senada dengan Hj Jamilah, H Ismail dan Sukri juga keberatan dengan pernyataan Paslon nomor urut 2 tersebut.
“Tunjukkan di sini, di mana lokasinya yang dijadikan sarang maksiat? Kawan-kawan pedagang di sini pun tidak terima dan tidak setuju apabila Pasar Batuah ini dibongkar dan dijadikan Hotel,” kata H. Ismail.
“Justru adanya Hotel itu, lanjut dia, akan muncul maksiat, meski namanya syariah. Kalau dirombak, diperbaiki bangunan dan pengelolaan pasarnya kami setuju,” imbuhnya.
Sukri menambahkan, bukan para pedagang yang di lantai II saja yang tidak terima. Pedagang kaki lima yang di bawah juga keberatan.
“Kawan-kawan pedagang Batuah atas ini maupun pedagang kami lima, kalau perlu paslon 02 H Syaifullah Tamliha ke sini, menunjukkan di mana sarang maksiatnya? Karena paslon 02 selama menjabat 3 periode anggota DPR RI tidak pernah menginjakan kaki di Pasar Batuah Martapura dan melihat langsung kondisi pasar dan pedagang,” tutupnya. (kan/sir)