Religi  

Truk Pengiriman Elpiji Terperosok di Lumpur, Hiswana Migas Desak Pemerintah Cari Solusi  

Truk pengiriman elpiji isi 3 kilogram sering mengalami hambatan saat melakukan pendistribusian, bahkan tidak jarang truk pengiriman terperosok di jalan yang berlumpur seperti di Jalan Gubernur Syarkawi (Jalan Tol) di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Oleh sebab itu, Hiswana Migas Kalimantan Selatan mendesak pemerintah mencari solusi, agar pendistribusian gas melon ke masyarakat tidak terhambat.

KALSEL, koranbanjar.net – Hiswana Migas Kalimantan Selatan mendesak pemerintah, khususnya Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XI Banjarmasin memberikan solusi akses jalan untuk kelancaran pendistribusian gas elpiji 3 kilogram.

Hal ini ditegaskan Ketua Hiswana Migas Cabang Kalimantan Selatan, H.Saibani saat memberikan penjelasan melalui media ini mengenai penyebab kelangkaan gas melon yang sangat luar biasa.

“Tolong instansi terkait  terutama balai jalan berikan kami, Hiswana Migas dan Pertamina solusi jangka pendek, supaya suplai gas 3 kilogram untuk masyarakat Kalsel bisa terpenuhi,”terangnya via telepon, Sabtu (20/2/2021) pukul 17.00 Wita.

Saat ini, pendistribusian untuk wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura dan Tanah Laut, Hiswana Migas bekerjasama dengan PT Pertamina menyewa LCT.

“Dana yang digelontorkan Pertamina untuk sewa LCT guna keperluan pendistribusian elpiji 3 kilogram hingga saat ini sudah sekitar tiga miliar, dan itu dana Pertamina sendiri,” ungkapnya.

Itu pun sambungnya, tergantung pasang surut alur barito, jika air surut maka akan sulit truk elpiji turun ke dermaga. “Inilah salah satu penyebab tidak lancarnya penyaluran gas melon,” ucapnya.

Sekali lagi dia menegaskan, tidak ada kelangkaan elpiji melon untuk masyarakat Kalimantan Selatan, hanya faktor rusaknya infrastruktur yang menjadi kendala.

“Pertama, belum rampungnya jembatan Alalak, kedua rusaknya dan belum diperbaiki Jl Gubernur Syarkawi,” sebutnya.

Untuk suplai wilayah Banua Anam, Saibani mengatakan, karena jembatan wilayah Mataraman belum diperbaiki secara permanen, maka jalan alternatif Marabahan yang digunakan.

“Namun biasanya butuh waktu 4 sampai 5 jam sampai ke Banua Anam, sekarang bisa mencapai 2 hari baru sampai, sebab harus memutar,” urainya.

Dikatakan, Jalan Gubernur Syarkawi merupakan jalur lintas utama pendistribusian gas melon di seluruh wilayah  Kalsel.

Kalau Jalan Gubernur Syarkawi belum dapat dilewati, Saibani meminta balai jalan memberikan jalan alternatif, yakni membuka jembatan Alalak yang lama.

“Kalau yang isi (truk bermuatan) tidak bisa lewat, paling tidak yang kosong (truk bermuatan kosong), untuk dapat mengurangi persoalan ketidaklancaran pendistribusian elpiji 3 kilogram ke masyarakat,” tandasnya.(yon/sir)