Tak Berkategori  

Tradisi Bertahan 400 Tahun, Terjun dari Ketinggian 24 Meter

OLAHRAGA ekstrem mungkin dipandang sebagai inovasi modern bagi para pemburu aksi menegangkan. Namun di kota kuno Mostar di Bosnia, terjun dari jembatan setinggi 24 meter adalah uji nyali yang sudah bertahan lebih dari 400 tahun.

Emil Petrovic, salah satunya. Masih berusia 16 tahun, Petrovic menjadi peserta termuda dalam kompetisi ke-452 yang diadakan di jembatan putih yang membentang di atas Sungai Neretva. Titik tertinggi jembatan itu menjulang 24 meter di atas air.

“Di kota ini, sudah menjadi kewajiban bagi remaja pria seusia saya untuk terjun dari Stari Most,” katanya.

Bangunan Jembatan Tua dari zaman Ottoman yang tampak anggun itu, selesai dibangun antara 1566 atau 1567. Dari nama jembatan itu lah asal nama Kota Mostar. Jembatan itu berdiri hingga dihancurkan oleh artileri Bosnia Kroasia pada masa perang Bosnia 1993. Dinyatakan sebagai Kawasan Warisan Dunia UNESCO, jembatan Stari Most dibangun kembali pada 2004.

Kesaksian tertulis pertama mengenai remaja-remaja pria yang terjun dari jembatan Stari Most ke Sungai Neretva berasal dari Mehmed Zilli, yang dikenal dengan Evliya Celebi. Mehmed adalah penjelajah zaman Ottoman abad ke-17 yang menjelajahi kekaisaran itu selama 40 tahun. Pengamatannya selama menjelajah dituangkan dalam Buku Perjalanan.

Celebi menulis, bila dilihat dari kejauhan, jembatan Stari Most “tampak melengkung seperti sebuah busur yang baru saja melepaskan anak panah dan busurnya membeku.”

Dia mengatakan para penyelam “berlari sebelum terjun dari jembatan, jatuh ke arah sungai dan terbang di udara seperti burung-burung beraksi.”

Hingga saat ini, ‘burung layang-layang penyelam’ yang dipuji oleh Celebi, masih dilakukan oleh para penyelam Mostar. Meski Petrovice memilih cara yang lebih aman, yaitu terjung dengan kaki dahulu.

Kompetisi yang berlangsung Minggu (29/7), menarik perhatian 40 peserta dalam dan luar negeri serta ribuan penonton.

“Rasanya fantastis,” kata Petrovic, ketika menyembul dari sungai yang berair dingin dan berwarna kehijauan seperti zamrud. Ketika dia muncul dari sungai, para penonton, yang merasa lega dan kagum, bertepuk tangan dan bersorak sorai.(ft/dw/voaindonesia.com)