Tak Berkategori  

Tradisi Baayun Maulid di Banua Halat Tahun ini Ditiadakan

Pelaksanaan acara Baayun Maulid atau Baayun Mulud di Masjid Keramat Al-Mukarramah, Desa Banua Halat Kiri, Tapin Utara, tahun ini terpaksa ditiadakan karena pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

TAPIN, koranbanjar.net – Kepala Desa Banua Halat Kiri, Farid Wazidi mengatakan, keputusan itu diambil berdasarkan kesepakatan bersama antara masyarakat dengan pemerintah setempat.

“Sudah keputusan rapat oleh pihak masjid dengan tim relawan Covid-19, Dinas Pariwisata, Polsek Tapin Utara, Dinas Kesehatan, Camat Tapin Utara dan tokoh masyarakat. Hasilnya, baayun maulid ditiadakan,” ujarnya.

Kendati demikian, tradisi tahunan masyarakat Desa Banua Halat Kiri itu tetap boleh dilaksanakan warga secara mandiri di rumah masing-masing.

Hal tersebut dibenarakan warga setempat, Roy Mahendra. “Masih baayun tapi di rumah masing-masing, apalagi bagi yang sudah punya hajat,” ujarnya kepada koranbanjar.net

Baayun maulid merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Banjar di Kalimantan Selantan. Di Desa Banua Halat Kiri, masyarakat setempat rutin menggelarnya setiap tahun di Masjid Keramat Al Mukarramah, saat peringatan maulid atau hari lahir Nabi Muhammad SAW, pada 12 Rabiul Awal.


Baca juga:

Tradisi Baayun Maulid (I): Asal-usul Baayun Maulid

Tradisi Baayun Maulid (II): Tradisi Lokal yang Terakulturasi


Setiap tahunnya, baayun maulid di Desa Banua Halat Kiri selalu ramai diikuti ribuan peserta. Acara itu tak hanya dimeriahkan masyarakat dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan saja, tetapi juga diikuti banyak peserta dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Pulau Jawa, Bali, bahkan Jakarta.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tapin mencatat, pada 2019 lalu, ada 4.960 orang yang terdaftar sebagai peserta baayun maulid. Menariknya, peserta yang ikut tak hanya anak-anak saja, melainkan dari berbagai usia, mulai balita, remaja, dewasa, bahkan hingga lansia.


Baca juga:

Tradisi Baayun Maulid, Bukti Kelestarian Budaya Kalsel

Baayun Maulid di Banua Halat Diayuni Ribuan Balita hingga Lansia


Dalm pelaksanaannya, tradisi baayun maulid merupakan kegiatan mengayun anak sebagai bentuk syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun, tak jarang juga mereka yang mengikuti tradisi tersebut memiliki nazar tertentu

Tradisi baayun maulid di Desa Banua Halat Kiri hingga kini dikenal masyarakat sebagai acara baayun maulid terbesar di Kalsel. Baayun maulid di desa itu juga telah mendapat penghargaan MURI, pada 2008 silam. Kala itu peserta yang terdaftar berjumlah 1.557 orang. (MJ-031/dny)