Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Nasional

Tradisi Baayun Maulid, Bukti Kelestarian Budaya Kalsel

Avatar
464
×

Tradisi Baayun Maulid, Bukti Kelestarian Budaya Kalsel

Sebarkan artikel ini

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Antusiasme warga dalam pagelaran baayun maulid ke 20 di Banjarbaru yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di halaman Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kamis (29/11/2018) siang tadi, membuktikan bahwa kelestarian budaya di Kalimantan Selatan, khususnya di Banjarbaru sendiri, masih tetap lestari.

Tahun ini, tradisi baayun maulid yang diadakan setiap setahun sekali di halaman Museum Lambung Mangkurat dari tahun 2000 itu, diikuti sebanyak 171 peserta dari berbagai kalangan usia.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Ini pagelaran baayun maulid yang sudah ke 20 kalinya terhitung dari tahun 2000. Malah pada tahun sebelumnya kita pernah melaksanakan dua kali acara baayun maulid ini,” ucap Fungsional Pamong Budaya Museum Lambung Mangkurat, Slamet Hadi Triyanto.

Padahal, menurutnya, jika jumlahnya tidak dibatasi, maka peserta baayun maulid tahun ini pasti akan lebih banyak lagi.

“Semula kita menargetkan 160 peserta, tapi karena dikembangkan lagi, lalu sampai hari acaranya terdata 171 peserta. Harapan kami, tiap tahun pesertanya dapat bertambah, tapi masih terkendala anggaran,” ungkap Slamet.

Oleh karenanya, ia mengatakan, untuk kedepannya, pihaknya akan mengusulkan penambahan anggaran dan fasilitas.

Menariknya, jika pada tahun sebelumnya peserta tertua berusia 70 tahun, maka peserta tertua pada baayun maulid di Banjarbaru tahun ini berusia 71 tahun. Peserta ini berasal dari warga Jalan Kaca Piring, Loktabat Utara, Banjarbaru, bernama Siti Syamsiah.

“Dulunya saya mengalami penyakit stroke setengah badan. Setelah berangsur sembuh, saya meniatkan diri apabila saya sembuh, saya ikut baayun,” kata nenek kelahiran 13  Desember 1947 ini kepada koranbanajar.net.

Sedangkan Ervina Novita Sari, ibu dari Aisyah Humaira yang menjadi peserta termuda tahun ini, menuturkan, mengikutkan anaknya pada tradisi baayun maulid merupakan sebuah tradisi dalam keluarganya.

“Yang ikut ini anak kedua saya, dan ini sudah jadi tradisi keluarga saya yang harus mengikuti baayun maulid ini,” ungkapnya. (maf/dny)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh