Religi  

Tiga Bersaudara Lumpuh Bersama, Apa Kabar Pemerintah?

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Sudah selama belasan tahun ini Erwan Budiana (27), putra dari pasangan Faridi (51) dan Ernawati (46), warga Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Banjarbaru, mengalami kelumpuhan.

Putra tertua dari tujuh bersaudara itu menderita kelumpuhan sejak dirinya sekolah di kelas 6 SD, pada 2003 lalu. Anehnya, kelumpuhan juga dialami oleh adik keempat dan adik keenamnya, Ahmad Pariadi (18) dan Agus Riyadi (13), persis saat mereka berdua juga tengah menduduki bangku kelas 6 sekolah dasar. Ahmad Pariadi lumpuh di tahun 2014, sedangkan Agus Riyadi pada 2018.

Kelumpuhan yang diderita membuat kaki mereka masing-masing berangsur mengecil hingga mereka tak bisa berjalan.

Faridi mengatakan, berdasarkan keterangan dokter Rumah Sakit Idaman Banjarbaru, kelumpuhan yang dialami tiga putranya tersebut berasal dari penyakit duchenne muscular dystrophy (DMD) atau distrofi otot duchenne.

“Menurut dokter penyebabnya bisa dari faktor genetik, atau bisa saja dari pencemaran air. Tapi sampai saat ini air di rumah kami selalu bersih, keturunan keluarga kami pun normal semua. Ya memang ada saudara kami yang mengalami kelainan, tapi itu kelainan ginjal, bukan kelumpuhan,” kata Faridi saat ditemui koranbanjar.net di rumahnya, Jalan Jurusan Pelaihari, Desa Pembataan RT 4, Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Senin (17/6/2019).

Sementara ini, lanjut Faridi, obat yang diberikan dokter tak juga menghasilkan kesembuhan bagi tiga putra kesayangannya itu. “Memang obatnya tidak diminum secara rutin, karena takutnya berbahaya untuk organ dalam anak kami,” ujar pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu.

Menurut Faridi, selama ini keluarganya hanya bisa mengandalkan bantuan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), untuk biaya pengobatan tiga anaknya.

Ketua Forum Komunikasi Pendidikan Inklusi (FKPI) Banjarbaru, Ummi Saroh, mengatakan proposal bantuan untuk Pariadi bersama dua saudaranya sudah diajukan ke Dinas Pendidikan Kalsel, dan sedang diproses di Badan Keuangan Daerah.

“Siapa tahu kan mobil gratis antar jemput sekolah programnya Pemko dari Pak Wali Kota Banjarbaru bisa membantu mereka untuk pergi ke sekolah. Sebelumnya Pariadi sempat ditolak saat mendaftar masuk SMK. Namun karena ada bantuan dari seorang pengawas sekolah, akhirnya Pariadi bisa diterima masuk SMK 4 Banjarbaru,” kata Ummi. (ykw/dny)