Religi  

Tidak Terima Dituduh ODP, Penjual Sayur Marah-Marah, Kehidupannya Terganggu

Tidak terima dikatakan masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP), perempuan penjual sayur warga Komplek Perumahan Wengga Banjarnasin Selatan ini, seketika marah-marah.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Kepada media ini perempuan berusia 44 tahun ini mengatakan sangat keberatan dengan apa yang dituduhkan kepadanya. Sebab ia berkeyakinan tidak ada tanda-tanda atau gejala penyakit berat yang menunjukkan seseorang tersebut terjangkit wabah Corona.

“Saya ini kan cuman pilek sebelah, dan sehat-sehat saja, tidak ada apa-apa, kok dikatakan saya ODP, macam-macam saja, aneh orang-orang ini,” ucapnya kepada koranbanjar.net dengan nada kesal, Minggu (29/3/2020) saat ditemui di rumahnya di Komplek Perumahan Wengga, Blok Q5 Banjarmasin.

Diceritakan oleh perempuan asal Medan, Sumatera Utara ini, berawal dirinya mudik ke kampung halamannya di Tapanuli, Medan. Berangkat dari Banjarmasin tanggal 23 Maret, tiba di Medan tanggal 24 Maret, dan kembali lagi ke Banjarmasin tanggal 28 Maret.

Menurut penuturan mantan karyawati perusahaan plywood PT Hendratna ini, pada saat berangkat dari Banjarmasin sudah mengalami pilek dan ketika pulang menuju Kota Seribu Sungai, dirinya menjalani pemeriksaan di Bandara Soekarno Hatta Jakarta.

Tiba di Bandara Syamsuddin Noor yang bersangkutan kembali menjalani pemeriksaan, kemudian diberikan kertas berwarna kuning yang berisi tulisan data diri.

“Kertas itu isinya cuman nama, alamat, dan keluhan, dan keluhan saya cuman pilek sebelah, tiba-tiba baru keluar dari bandara, sudah ada yang telpon suami saya, mengatakan kalau saya ODP, kaget saya, cuman pilek bisa-bisanya bandara mengatakan saya ODP,” ucapnya marah.

Belum reda kekesalannya, sesampai di rumahnya, wanita dengan logat bahasa Batak ini tiba-tiba didatangi aparat desa setempat, Babinsa, Babinkamtibmas, tim medis dari puskesmas dan pihak kelurahan.

Lagi-lagi dirinya menjalani pemeriksaan, dan dengan berat hati dia harus mengurungkan diri di dalam rumah atas saran tim medis yang memutuskan wanita bercucu ini harus menjalani Karantina Mandiri selama 14 hari kedepan.

Sehingga usahanya berjualan sayur akhirnya dijalankan oleh suaminya, dirinya harus menjalani isolasi tanpa melakukan interaksi dengan masyarakat.

“Ini sangat menggangu kehidupan saya, terus terang saya keberatan,” tandasnya sembari berlalu meninggalkan wawancara dan menutup pintu dengan cepat.(yon)