Tata Kelola Pengairan Buruk, Petani Dua Desa di Kabupaten HST ‘Gigit Jati’  

Lahan pertanian yang tidak dapat diproduksi oleh petani di dua desa Kabupaten HST.
Lahan pertanian yang tidak dapat diproduksi oleh petani di dua desa Kabupaten HST.

Tata kelola pengairan untuk pertanian yang buruk baik menyebabkan lahan pertanian di Desa Banua Jingah dan Banua Binjai Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel tergenang dan ditumbuhi rumput liar. Akhirnya, petani malas bercocok tanam dan gigit jari.

BARABAI, koranbanjar.net – Salah satu alasan petani tidak mau bercocok tanam, karena khawatir gagal panen seperti tahun sebelumnya. Karena tahun sebelumnya, petani mengalami gagal panen. Dua hingga tiga kali becocok tanam, namun bibit padi rusak.

Bila diguyur hujan lebar, lahan pertanian di desa tersebut berubah menjadi danau, dan lambat kering. Hal itulah yang menjadi alasan petani untuk tidak bercocok tanam. Infrastruktur saluran air yang tidak tertata menyebabkan air lambat mengalir.

Pantauan koranbanjar.net, Minggu (27/2/2022) areal persawahan tersebut sudah tertutup dengan rumput.

Salah satu petani, Hair menuturkan, dia mengaku khawatir gagal panen, itulah yang membuat mereka tidak menanam padi dan membiarkan lahan pertanian nganggur. Bahkan, sudah banyak warga yang ingin menjual lahan sawahnya.

“Tidak tahu ke depan lagi, kalau melihat seperti ini pengelolaan saluran air ke sungai tengah jalan lingkar, bisa dipastikan persawahan ini tidak akan ditanami sawah lagi,” ujar Hair.

Menurut dia, sekitar 20 borongan atau sekitar 3.400 meter lebih lahan pertanian tersebut yang tidak ditanami pemiliknya, dan dibiarkan begitu saja.(mdr/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *