BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Di tengah hiruk pikuk pengunjung car free day di lapangan DR. Murdjani, Banjarbaru, Minggu (29/4), tampak seorang lelaki paruh baya yang sedang memanggul sapu lidi. Tanpa rasa lelah, dia kelihatan sangat tegar menjajakan sapu lidi tersebut.
Suyadi atau Yadi (61), demikian ia dikenal. Warga Mentaos Timur, Kelurahan Banjarbaru ini sehari-harinya menjajakan dagangan dengan berjalan kaki dari daerah tempat tinggalnya hingga Cempaka dan Sekumpul.
Pagi itu, kawasan Murjani Banjarbaru ramai dengan berbagai aktivitas warga. Ada kegiatan komunitas, pelayanan kesehatan, senam pagi, olahraga, skateboard, pecinta binatang serta aktivitas pedagang.
Masyarakat yang berkunjung di kawasan ini mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka terlihat antusias, ada yang berlarian, berjalan santai, bersepeda, dan ada pula yang sekadar menikmati jajanan di area car free day.
Kepada UKM Komunitas Mahasiswa Jurnalistik (Komatik) Keperawan Gigi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Banjarmasin, Suryadi mengungkapkan, dia menjual sapu lidi, berkeliling kampung mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Sapu lidi yang dijual seharga Rp15.000 / per buah, cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya sehari-hari. Biasanya Yadi menjual sapu lidi sebanyak 20 ikat, dan apabila semua sudah laku terjual, kemudian waktu masih memungkinkan untuk berjualan, maka dia akan kembali menjual sapu lidi dengan mengambil stok baru di pengepul.
Hal yang menjadikan faktor utama dia berdagang sapu lidi keliling adalah karena tubuh rentanya tak sanggup mengerjakan pekerjaan sebelumnya yaitu sebagai kuli bangunan.
”Selagi masih diberi kesehatan oleh Tuhan dan umur panjang, kulo tetap jualan, ndak pernah ngeluh, dan selalu bersyukur sama yang di atas,” Yadi.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kegigihan beliau untuk tetap semangat menjalani hidup ditengah usia yang sudah tidak lagi muda.(astri/ kelompok IV/koranbanjar.net)