Tak Berkategori  

Sultan Khairul Saleh Beri Sambutan pada Penobatan Sultan Pagaruyung

JAKARTA, KORANBANJAR.NET – Berkaitan dengan penobatan dan Malewa Gala Sultan Dr Muhammad Farid Thaib Tuanku Abdul Fatah Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau Pagaruyung Darul Quarar, Sultan Banjar Haji Khairul Saleh akan diundang untuk memberikan sambutan.

Penobatan akan dilakukan Sulan Tuan Gadih Pagaruyung Prof Dr Ir Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib MP. Sultan baru ini menggantikan saudaranya Pemangku Daulat Yang Dipertuan Sutan Muhammad Taufik Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam, yang meninggal dunia beberapa bulan lalu.

Kehadiran Sultan Khairul Saleh sebagai Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) periode 2018 2023, yang terpilih dalam Musyawarah Nasional III FSKN di Jakarta awal Mei 2018 lalu menggantikan Panembahan Agung Sinuhun Tedjowulan dari Kesultanan Yogyakarta.

Penobatan rencananya dihadiri Calon Presiden Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden KH Maruf Amin, juga ini dihadiri Gubernur Sumatra Barat Prof Dr Irwan Prayitno MPsi, Dato Rajo Bandaro Basa beserta jajaran Pemprov dan Kabupaten / Kota di Sumatera Barat, serta keluarga besar Kesultanan Pagaruyung.

Penobatan Sultan Pagaruyung dipusatkan di Istana Silinduang Bulan, yang terletak di Kecamatan Tanjung Emas Kota Batusangkar Kabupaten Tanah Datar, sekitar 50 km dari Kota Bukittinggi dan 106 km dari Kota Padang Ibukota Provinsi Sumatra Barat.

Istana Silinduang Bulan adalah istana kediaman Sultan Pagaruyung secara turun temurun, yang baru saja selesai dibangun karena terbakar. Di dekatnya juga ada Istana Basa yang dibangun Pemprov dan dibantu pemerintah pusat yang digunakan untuk kepentiungan umum, khususnya terkait dengan pelembagaan dan pengembangan adat Minang Sumatra Barat.

Kesultanan Pagaruyung bediri pada awal abad ke-16 M, dan di masa jayanya sempat berkuasa hingga ke Tanah Deli Sumatera Utara bahkan hingga ke Semenanjung Malaysia.

Salah satu Negara Bagian di Malaysia yaitu Negeri Sembilan, merupakan wilayah yang dulu dikuasai Kesultanan Pagaruyung dan hingga sekarang masih dipimpin para keturunan Sultan. Itu pula sebabnya orang Minang sangat banyak terdapat di Malaysia.

Menurut Sultan Khairul Saleh, kehadirannya di Pagaruyung merupakan kali kedua setelah kunjungan muhibbah pertama 2011.

Sultan Banjar menekankan, Raja-Sultan Nusantara merupakan pewaris sejarah masa lalu, pewaris kerajaan dan kesultanan yang selama berabad-abad lampau telah memberikan sumbangsih sangat besar bagi kemajuan perdaban Nusantara, terlebih peradaban yang bercorak Melayu-Islam.

Kerajaan dan Kesultanan Nusantara juga terlibat dalam peperangan panjang, besar dan dahsyat melawan penjajah, sehingga banyak sekali Sultan, Pangeran, bangsawan dan rakyat yang terbunuh, dibuang, dipenjara, dan kehilangan wilayah dan kekuasaannya.

Mereka bersama rakyat saat itu telah mengorbankan nyawa, darah dan harta untuk mempertahankan agama dan martabat negeri dan bangsanya. Setelah Indonesia merdeka raja-sultan juga mewakafkan negerinya untuk menjadi NKRI.

Sebagian mereka ada yang sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, namun masih banyak yang belum mendapatkan pengakuan dan penghargaan sebagaimanamestinya.

Sebagaimana leluhur yang telah berjuang dan mengabdi tanpa pamrih, sekarang pun raja-sultan berusaha untuk mengabdi tanpa pamrih. Ikut menyukseskan pembangunan dalam berbagai bidang, khususnya dalam ranah sejarah dan budaya, dan berusaha menjaga identitas bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama dan budaya, sebagaimana peribahasa di ranah Minang, Adat Basandi Sara dan Sara Basandi Kitabullah.

Termasuk dalam menyambut dan menjalani tahun politik yaitu Pemilu Presiden, DPR dan DPD 2019, Sultan berharap agar semua pihak mengedepankan demokrasi yang sejuk, damai, saling menghargai dan menghormati sesuai nilai-nilai luhur ajaran agama dan budaya bangsa.(sir)