Tak Berkategori  

Stok Gas Elpiji Jelang Ramadan di Kalsel, Hiswana Migas; Cukup Untuk 9 Sampai 10 Hari  

Menelusuri stok gas elpiji menjelang bulan suci Ramadan 1442 hijriah, pihak Hiswana Miga Kalimantan Selatan menyebutkan, sementara ini persediaan sebanyak 3.752 ton, sedangkan kebutuhan gas elpiji di Kalimantan Selatan rata-rata sebanyak 400 ton per hari. Itu artinya, ketersediaan gas elpiji saat ini cukup untuk kebutuhan antara 9 sampai 10 hari ke depan.  

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Ketersediaan tentang gas elpiji tersebut dikemukakan Ketua Hiswana Migas Kalimantan Selatan, H. Saibani dalam jumpa pers di Kantor Hiswana Migas Kalimantan Selatan, Jalan Belitung Darat Banjarmasin, Minggu (11/4/2021).

Saibani menambahkan, saat ini pihaknya masih mengalami kendala dalam pendistribusian, akibat antrian panjang dan rusaknya jalan di jalur lintas Jalan Gubernur Syarkawi.

“Untuk saat ini stok kita berlimpah, hanya saja distribusinya terhambat akibat Jalan Gubernur Syarkawi rusak parah, akibatnya antrian cukup panjang, bahkan bisa berhari-hari dapat keluar dari antrian tersebut,” terangnya.

Saat ini, stok elpiji di Kalsel sebanyak 3.752 ton lebih, sedangkan kebutuhan warga Kalsel terhadap elpiji, per harinya sekitar 400 ton.

“Sehingga bila dibagi dari seluruh stok yang ada, masih akan mencukupi kebutuhan untuk 9 sampai 10 hari ke depan,” katanya.

Saibani berharap, pemerintah provinsi dan pihak terkait lainnya bisa turun tangan membantu persoalan kesulitan distribusi elpiji tersebut, mengingat dua hari lagi sudah bulan Ramadan.

Dikhawatirkan, bila kendala distribusi ini tidak segera mendapatkan perhatian, bisa menyebabkan terjadinya gejolak harga elpiji sehingga memicu inflasi.

Akibat jalan rusak, tambah dia, angkutan gas elpiji yang biasanya satu hari bisa bolak-balik mendistribusikan elpiji ke beberapa SPBU, kini dalam perjalanan bisa mencapai tiga hari.

“Kondisi ini juga menyebabkan para sopir lelah di perjalanan,” katanya.

Akibat kerusakan Jalan Gubernur Syarkawi, banyak mobil terperosok bahkan terguling, sehingga mengakibatkan kemacetan bertambah parah.

Sedangkan evakuasi terhadap mobil yang menghalangi jalan tersebut, juga cukup lambat, sehingga kondisi kemacetan semakin parah.

Mengatasi hal tersebut, sejak Minggu (11/4/2021), tambah dia, Pertamina secara mandiri menyewa kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) untuk mengangkut truk-truk bermuatan elpiji dari Depot Mini LPG Pertamina yang ada di sekitar Jembatan Barito.

Namun, upaya tersebut juga tidak bisa berjalan maksimal sebagaimana diharapkan, karena menggunakan LCT juga terkendala pasang surut air sungai.

“Saya sudah menyampaikan persoalan ini kepada Bapak Pejabat Gubernur Kalsel, tetapi hingga kini belum mendapatkan tanggapan,” katanya.

Saibani berharap, bila jembatan Kayu Tangi lama dibuka, pihaknya akan mendapatkan prioritas untuk melintasinya, mengingat persoalan distribusi elpiji sangatlah penting.(yon/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *