Tak Berkategori  

Siap Jadi Pioner Permata Kaum Milenial

Seorang lelaki muda dari Kota Martapura, Nadhillah Thalib menjadi narasumber pada Pagelaran UMKM Karya Kreatif Banua-Go Digital di atrium sebuah mall ternama di Kota Banjarmasin, pekan tadi. Saatnya kaum milenial jadi pioner permata, pengusaha muda dan menekuni usaha permata ini tampil atas nama The Zamrud Jewellery Martapura, di gelaran yang dimotori Bank Indonesia.

TALKSHOW dipandu dua host, tampak pengusaha milenial batu permata, Nadhillah Thalib yang biasa disapa Dhillah tampil memukau para pengunjung. Begitu lugas dan mudah dipahami penjelasannya dengan mengetengahkan prospek permata di masa pandemic covid-19 masih tetap eksis.

Ia yang tergabung bersama pioner permata di Martapura dari The Zamrud Group (The Zamrud Plaza, The Zamrud CBS, The Zamrud Gallery, The Zamrud House, The Zamrud Jewellery, The Zamrud Outlet), ini menyebutkan yang diutamakan sekarang adalah Berlian Banjar.

Mengapa? “Memilih Berlian Banjar, sebab kita berupaya membantu pengrajin Berlian Banjar dalam peningkatan perekonomian lokal. Mari kita bersama-sama melakukan dan memajukannya,” kata Dhillah.

Putra owner The Zamrud Jewellery, H Farhad Abdullah, ini juga menjelaskan mengenai proses pembuatan Berlian Banjar sehingga menjadi permata yang indah dan eksotis.

”Diproses di penggosokan, lalu dicutting atau pemotongan yang bagus dan teliti. Kualitas lebih diutamakan bagi kami,” kata dia.

Lelaki yang belum genap setahun menikahi pujaan hatinya, Rugayyah Sungkar, ini mengajak kaum milenial lainnya untuk mempelopori dan memperkenalkan lebih luas lagi batu permata Banjar.

“Dengan semua pihak kita lestarikan ikon permata Martapura dan kebanggaan Kalimantan Selatan ikut menyebar luaskan informasi dan promo. Bangkitkan ekonomi kendati masa pandemic covid-19, karena masih bisa dilakukan semisal go digital,” katanya.

Lantas, apa tantangan pengrajin dan pedagang permata? Putra pasangan H Farhad Abdullah dan Hj Lubnah Mar’ie Thalib, ini menyampaikan pandangan. Sebenarnya dalam hal penjualan, kita berharap dari luar Kalimantan. Tapi, sekarang sudah tidak ada alasan lagi untuk itu.

“Kita beralih, sudah ada pengalihan dalam hal promosi. Setiap seminggu sekali, kita live sale, workshop dan talkshow secara online yang bisa diikuti oleh seluruh dunia,” ungkapnya.

Ia membocorkan sedikit tentang pangsa pasar The Zamrud Jewellery, membidik kaum milenial untuk menyukai batu permata. Anak muda bisa tampil mewah dengan perhiasan yang terjangkau tapi berkesan wah.

Ada perhiasan mirip emas yakni palladium , logam mulia yang berwarna putih mengkilap dan disukai anak muda, terutama pria. Bahkan, bisa dijadikan cincin perkawinan.

“Laku sekarang ini cincin palladium tapi transaksi lainnya juga ada dalam pagelaran UMKM karya kreatif banua-go digital,” sebut Dhillah.

Ia memberikan tips dalam marketing kepada masyarakat, ialah utamakan kualitas produk dan layanan yang baik kepada pengunjung. Berinovasi dengan go digital mengikuti perkembangan teknologi.

“Pengunjung bisa saja tak langsung datang ke tempat kami, tapi cukup online shop dengan produk sudah pasti berkualitas dan sudah dikenal publik,” katanya.

Keberadaannya dan ketenarannya. The Zamrud Jewellery memang selalu berbeda seistimewa namanya. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *