Sejarah para pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia harusnya lebih diperkenalkan lagi, agar anak-anak zaman sekarang tak hanya serta merta tunduk dengan gadgetnya saja.
BANJAR, koranbanjar.net – Seperti kita ketahui, setiap tahun pada 17 Agustus, Rakyat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebelum, menjelang hari kemerdekaan tentunya membuat kita lebih mengenang kembali para pejuang kemerdekaan.
Kasi Pemberdayaan dan Pengelolaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, Uhibbul Hudda, kepada koranbanjar.net, Jumat (13/8/2021) sebelumnya telah menyampaikan mengenai keberadaan pejuang kemerdekaan masih ada, hanya saja terpaut umur yang sudah uzur.
Sembari menyampaikan terkait keberadaan para pejuang kemerdekaan di Kabupaten Banjar yang tersisa 55 orang, Uhibbul Hudda juga menceritakan bahwa dirinya adalah salah satu bagian dari anak veteran pejuang kemerdekaan.
“Jadi kami sendiri sebenarnya anak veteran juga, jadi almarhum bapak saya ikut berjuang di daerah Tambak Anyar. Kakek saya H. Zuhri Kepala Markas Wilayah Kota Gelap Martapura dari divisi IV di wilayah Kalimantan yang pimpinannya dulu almarhum Brigjen Hasan Basry,” tuturnya.
Masih penuturan Hudda, :almarhum Maskur Dahlan bapak saya pasukan Gerilya pertahanan kota Gelap Martapura di bawah pimpinan H. Zuhri Kepala Markas Tambak Anyar dulu, anak buah dari almarhum Brigjen Hasan Basry. Ikut berjuang itu namanya Pasukan Gerilya jadi kalo siang sampai malam itu pergi ke hutan medan perlawanan dengan Belanda,” jelasnya.
“Jadi habis 42 diteruskan lagi dengan sekutu sampai didompleng lagi dengan Belanda sampai tahun 49 kita baru Merdeka. Jadi perjuangan kita ini sampai 49 sebenarnya, 45 kan secara Nasional tapi kita Divisi IV area Kalimantan ini di tahun 49 baru merdeka diakui secara de facto. Makanya Divisi IV ini bahasannya kita masih ikut berjuang dengan tentara di Jawa, perjuangan almarhum Brigjen Hasan Basry ini kan ikut di Jogja dulu perjuangannya sampai di tahun 49 baru diakui kemerdekaannya untuk di wilayah Kalimantan,” bebernya.
Zuhri Kepala Markas Wilayah Kota Gelap Martapura inilah yang memberikan logistik penetapan atau bahan makanan, di saat malam hari Pasukan Gerilya mengambil perbekalan untuk meneruskan perjuangan.
“Jadi kakek dulu itu menjadi Kepala Markas juga punya kebun di daerah Pengaron, jadi hasil bumi itu untuk membiayai Pasukan Gerilya untuk perang, itulah sejarahnya” ungkapnya.
Setelah merdeka, almarhum Maskur Dahlan menjadi kepala mobilisasi, “Jadi tugas almarhum bapak saya dulu, setelah merdeka jadi kepala mobilisasi kantor. Penggangkutan logistik untuk acara 17-an, biasanya dihadiri petinggi-petinggi daerah Kabupaten Banjar,” terangnya.
Akan tetapi sosok veteran pejuang kemerdekaan almarhum Maskur Dahlan, kini telah pergi ke rahmatullah pada tahun 95 dikarekan sakit.(mj-40/sir)