Tak Berkategori  

Sejarah Nama Kandangan; Komunitas Penduduk Yang Tak Akui Lambung Mangkurat

SEJARAH nama Kandangan, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) konon berasal dari tempat berkumpulnya komunitas penduduk, yang tidak mengakui kekuasaan Patih Lambung Mangkurat, di zaman kerajaan hindu Kalimantan.

Muhammad Hidayat, Kandangan

KANDANGAN dicitrakan akan kulinernya, khususnya ketupat dan dodol. Bahkan di sana sudah berdiri megah bundaran untuk dua jenis makanan khas tersebut.

Orang Kandangan, kadang juga dicitrakan sebagai orang-orang yang bertemperamen tinggi, sebagai orang-orang yang berada di wilayah sejarah perjuangan melawan penjajah.

Sejarah Nama Kandangan; Komunitas Penduduk Yang Tak Akui Lambung Mangkurat
Camat Kandangan, Ronaldy Prana Putra memotong nasi astakona, dalam peringatan hari jadi ke-69 Kecamatan Kandangan, Kamis (26/12/2019). (foto: hidayat/koranbanjar.net)

Di Pulau Jawa juga ada beberapa daerah bernama Kandangan. Namun meski sama penamaannya, suatu wilayah tentunya meski kisah yang berbeda asal-usulnya.

Sebutan untuk wilayah Kandangan, bermula dari masa jayanya kerajaan hindu di Kalimantan bagian selatan. Konon, selain kerajaan Nan Sarunai masyarakat Dayak Manyaan, juga pernah ada kerajaan bernama Tanjungpuri, yang didirikan perantau melayu dari tanah Sriwijaya.

Pasca runtuhnya kerajaan tersebut, didirikanlah kerajaan bernama Negara Dipa oleh Lambung Mangkurat, yang berkuasa sebagai mahapatih.

Namun tak seluruh masyarakat setempat, suka dan setuju dengan Lambung Mangkurat. Sehingga lahir suatu komunitas penduduk, yang memaklumatkan ketidaksetujuan mereka atas kekuasaan patih Lambung Mangkurat tersebut.

Berbagai sumber mengatakan, masyarakat tidak suka pada Lambung Mangkurat yang membikin propaganda yang mengada-ada, bahwa ia telah bertapa dan menemukan sesosok putri dari buih di sungai, yang dikenal sebagai Putri Junjung Buih untuk memimpin kerajaan. Padahal itu merupakan putri bekas kerajaan dari Tanjungpuri.

Komunitas yang tak ingin dipimpin Lambung Mangkurat itu, lalu membikin benteng atau kandang. Kandang dibikin dari kayu atau papan, yg menunjukkan batas wilayah mereka.

Kemudian, orang-orang yang berada di dalam kandang atau benteng tersebut melekat dengan sebutan orang kandang, yang lama-kelamaan disebut orang Kandangan.

“Cerita tersebut merupkan suatu cerita legenda, dan merupakan cikal-bakal adanya Kecamatan Kandangan,” ucap Ketua Apdesi HSS, M Subeli, saat memaparkan sejarah Kecamatan Kandangan, Kamis (26/12/2019) di acara peringatan hari jadi Kecamatan Kandangan ke-69.

Sejarah Nama Kandangan Versi Lain

Sementara cerita sejarah nama Kandangan versi lainnya mengatakan, nama Kandangan berasal dari akronim Kandang dan Hadangan. Hadangan merupakan kerbau rawa, yang konon zaman dahulu populasinya banyak di wilayah tersebut, sehingga banyak pula terdapat kandangnya.

Lama kelamaan wilayah terdebut melekat sebutannya dengan Kandang Hadangan, hingga akhirnya menjadi Kandangan. Meski saat ini sudah tak terlihat lagi adanya populasi hadangan yang banyak.

Saat ini, sejak pertama kali berdiri menjadi pemerintahan kecamatan di bawah pemerintahan daerah, total sudah 20 camat yang pernah bertugas, menjadi pejabat di Kandangan, dan Camat Kandangan saat ini adalah Ronaldy Prana Putra. (*)