Sebagian Persawahan HPS Gagal Panen

JEJANGKIT, KORANBANJAR.NET

JEJANGKIT, KORANBANJAR.NET – Sugguh sangat disayangkan, padi di persawahan Hari Pangan Sedunia (HPS), Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), yang merupakan kebanggaan Pemprov Kalsel dan Pemkab Batola, kini telah rusak dan gagal panen.

Saat ditemui koranbanjar.net, Jumat (21/12/2018), para warga setempat mengatakan, penyebab gagalnya persawahan HPS dikarenakan adanya serangan hama padi seperti tikus dan burung.

“Dalam sehari, hama jenis tikus bisa menghabiskan satu hektar padi yang sudah berbuah saat malam hari. Sedangkan pada siang harinya, ribuan burung pipit memakani padi yang sudah hampir masak Serangan hama tikus dan burung pipit di Sawah HPS memang banyak,” ujar warga setempat, Juansyah, kepada koranbanjar.net.

Warga setempat lainnya, Murdiansyah, menuturkan, ia bersama warga lainnya sudah berupaya mengantisipasi serangan hama padi tersebut dengan memberikan racun tikus di malam hari, namun karena jumlah tikus yang teramat banyak, hasilnya pun jadi sia-sia.

“Jumlah tikus-tikusnya sangat banyak. Jadi biarpun diberi racun, tetap tidak bisa ditangani,” tuturnya.

Kegagalan panen padi di persawahan HPS itu dibenarkan oleh Kepala Desa Jejangkit Muara, Gunawan.

Kepala Desa Jejangkit Muara, Gunawan. (Foto: mj-023/koranbanjar.net)

Menurutnya, kegagalan panen padi di persawahan HPS memang disebabkan faktor alam. “Gagal panennya disebabkan oleh faktor alam seperti serangan hama burung dan tikus. Kalau kegagalan panen dari segi lain, misalnya seperti penyakit padi, tidak ada,” jelas Gunawan.

Ia menyebutkan, padi yang gagal panen di persawahan HPS ialah padi yang ditanam pada bulan Agustus dan September. Sedangkan padi yang ditanam pada bulan Juli, sempat dipanen pada bulan Oktober kemarin.

“Serangan hama tikus dan burung itu baru kelihatan dari bulan Oktober tadi saja,” terangnya.

Sedangkan berapa luasan hektar padi yang gagal panen, Gunawan mengaku tidak mengetahuinya secara persis. “Berapa luasan hektar padi yang gagal panen saya tidak tahu persis, yang lebih mengetahuinya itu pihak Dinas Pertanian,” katanya.

Ia melanjutkan, banyaknya hama di persawahan HPS di antaranya disebabkan karena waktu panen yang tidak serentak dengan panen padi para petani lainnya.

“Panen padi yang tidak serentak membuat hama padi menjadi terfokus ke persawahan yang belum dipanen. Itu karena semua padi harus selasai tanam sebelum pembukaan HPS dilaksanakan. Itu sama sekali tidak memikirkan akibatnya dikemudian hari,” ucap kades. (mj-023/dny)