SDN Indrasari 1 Siapkan Pembelajaran Tatap Muka

Dengan prinsip kebijakan tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan siswa maupun tenaga pendidikan, SDN Indrasari 1 Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar siapkan pembelajaran tatap muka kepada para siswa.

BANJAR,koranbanjar.net – Dipaparkan Kepala SDN Indrasari 1 Martapura  Yayuk Hartini MPd bahwa pembelajaran tatap muka akan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

“Prokes nanti ada prilaku wajib, misal masker yang digunakan aman dan nyaman,” kata dia kepada koranbanjar.net, Kamis (7/1/2021) siang.

Ada fasilitas tempat cuci tangan di depan kelas, ventilasi udara yang baik dan tersedia tempat sampah, tidak ada kantin buka, tidak diperbolehkan jajan, siswa membawa bekal makanan sendiri, mobilitas datang pergi siswa dan sebagainya.

“Di sini kami telah mengajak semua stakeholder sekolah, termasuk Komite Sekolah, kepolisian dan koramil, dengan harapa kami bisa di back-up, supaya bisa persiapkan semua dengan baik karena adanya dorongan dari belakang,” katanya.

Sehingga, tidak ada kesan dadakan atau tiba-tiba ini dilaksanakan wajib atau tidak, karena semua itu tentunya ada izin Tim Gugus.

Walaupun sudah ada perminatan orang tua dan SKB empat menteri, Bupati Banjar bahwa tidak perlu menunggu zona hijau boleh tatap muka bila memungkinkan, dukungan dinas, tidak bisa serta merta diberlakukan tanpa ada izin Tim Gugus.

“Tapi, kami sudah siap dan mempersiapkan segala fasilitas pendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka,” ucap Yayuk, guru berprestasi yang pernah masuk empat besar terbaik di tingkat nasional.

Bagaimana sistem pembelajaran nanti? Jumlah murid di SDN Indrasari 1 Martapira sekitar 440 siswa, dari Kelas 1 sampai Kelas 6, dengan 14 lokal. Maka, diterapkan pembagian shift belajarnya dua kali, pagi dan siang. Jadi, satu hari hanya diisi oleh satu kelas, misal tiga lokal Kelas 1 ada total 90 siswa, dibagi dalam dua shift.

Selanjutnya, 15 murid dalam setiap kelas dan setiap shift sehingga tidak ada kerumunan di dalam kelas yang hanya diisi 15 murid. Artinya, tidak sampai 50 persen tapi 15 persen yan hadir.

“Kami melakukan tatap muka dan daring, dan kombinasi keduanya. Siswa bebas memilih pola belajar. Belajarnya juga fokus hanya dua jam,” kata Yayuk. (dya)