Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
BanjarReligi

Riwayat Guru Zuhdianoor; Sangat Memuliakan Guru Sekumpul

Avatar
2751
×

Riwayat Guru Zuhdianoor; Sangat Memuliakan Guru Sekumpul

Sebarkan artikel ini

KH. Zuhdianoor atau yang lebih akrab dikenal Guru Zuhdi merupakan salah seorang ulama Banjar yang sangat tawadhu, wara dan qana’ah. Dalam setiap pengajian rutin di Masjid Jami Sungai Jingah, Kota Banjarmasin, dia sering menyebut dan memuliakan Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul) Martapura, Kalsel.

Riwayat Singkat Guru KH Zuhdianor

Dikutip dari sepintaskabar.blogspot.com, Guru Zuhdi dilahirkan pada 5 Rajab atau 10 Februari 1972. Dia anak dari KH. Muhammad (Pimpinan Ponpes Al Falah setelah KH.Tsani). Orangtua Guru Zuhdi, yakni KH. Muhammad adalah sahabat Abah Guru Sekumpul (Muhammad Zaini Abdul Ghani) dan juga murid dari KH. Anang Sya’rani Arief. Diceritakan bahwa dulu Abah Guru pernah satu kelambu dengan KH. Muhammad.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Pertama kali membuka pengajian, jamaah Guru Zuhdimasih sedikit dan tidak seperti sekarang. Kitab yang diajarkan berasal dari catatan tangan di majelis Abah Guru Sekumpul di Komplek Ar Raudhah Martapura. Karena itulah para jemaah yang hadir di pengajiannya, selalu terkenang dan rindu dengan Abah Guru Sekumpul.

Selain itu cara Guru Zuhdi bermajlis, isi kajiannya serta gaya bicara dan penjelasan beliau mirip dengan Abah Guru Sekumpul. Begitu pula dengan penampilan dan surban yang dikenakan Guru Zuhdi juga menyerupai Guru Sekumpul.

Kisah-kisah Ulama yang Berkunjung

Waktu Habib Abdurrahman, keponakan Habib Umar ke rumah Tuan Guru Zuhdi, Habib Abdurrahman bercerita kepada Tuan Guru Zuhdi, “Ustadz ana kada kenal lwn ente, supaya ente tahu kalau yang menyuruh ana ke sini adalah orang yang di foto ini,” ujar Habib seraya menunjuk foto Abah Guru Sekumpul.

Guru Zuhdi Menuntut Ilmu

Guru Zuhdi pernah mangaji dengan kakeknya sendiri di Alabio, Kabupaten HSU, Kalsel. Setelah kakeknya meninggal, Guru Zuhdi kembali ke Banjarmasin mengaji dengan orangtuanya sendiri, KH. Muhammd. Setelah itu belajar dengan Mualim Sukur Teluk Tiram, Banjarmasin. Kemudian setelah Mualim meninggal, Guru Zuhdi diserahkan orangtuanga kepada Guru Sekumpul.

Adapun kalimat yang pertama yang disampaikan Guru Sekumpul kepada orangtuanya, KH. Muhammad, “Muhammad, ikam handak tahu lah, anak ikam tu kenanya ‘aim pada ikam,”

Dalam bahasa Banjar, Guru Zuhdi pernah bepesan, “Pas ikam di majelis ku, karamkan perasaan ikam kalau ikam ada di Majelis Abah Guru Sekumpul, dirasakan kalau membacakan kitab itu Abah Guru Sekumpul lain aku, Aku pun jar sidin mengaramkan perasaanku kalau yang membacakan kitab adalah Abah Guru Sekumpul lain aku, sidin melajari adab di majelis sidin, nampak banar sidin memuliakan guru-gurunya, termasuk Guru Sekumpul.”

Dalam satu kisah lain diceritakan, suatu saat di majelis Guru Zuhdi tahun 2002 di rumahnya H. Alwi di Jl Sulawesi Banjarmasin, kata Guru Zuhdi, “Kalau jamaah handak berangkat ke pengajian Sekumpul, tidak memiliki biaya, ambil biayanya denganku.”

“Pernah pula kejadian di waktu pengajian Sekumpul terkumpul se taksi Martapura dengan Guru Zuhdi, di antara yang ada di taksi itu kenal dan menegur Guru Zuhdi, Begitu tiba di Sekumpul, semua jamaah yang ada di dalam taksi dibayari Guru Zuhdi.”

Pesan Abah Guru Zuhdi

Adapun kalimat hikmah dari Guru Zuhdi :

1. Masalah boleh datang dalam kehidupan kita tapi pandanglah selalu kebaikan Allah jangan meniadakan kebaikan Allah, walaupun hidup susah tapi di mulut masih terucap alhamdulillah.

2. Barang siapa bisa melihat kisah Allah di dunia, maka bisa melihat zat Allah di akhirat, Barang siapa tidak bisa melihat kisah Allah di dunia maka tidak bisa melihat dan buta dari melihat zat Allah di akhirat.

3. Orang meminta dunia bukan untuk dunia tapi untuk ibadat, karena ibadat menjadikan orang jadi mulia, minta panjangkan umur bukan untuk dunia tapi untuk ibadat.

4. Bukan mati yang harus ditakuti tapi pengertian saat menghadapi mati, bahwa mati ini ridho Allah maka akan mudah saat menghadapi mati.

5. Jangan putus asa, Allah akan selalu mengampuni dosa hambaNya.

6. Orang putus asa adalah orang yang gagal dalam hidup, orang yang terus berjuang orang yang berhasil walaupun belum terlihat keberhasilan nya.

7. Selalu sangka baik kepada Allah. Obat Penawar untuk selalu menerima apapun dari Allah dengan selalu KHUSNUDZON ( sangka baik kepada Allah)

8. Apabila dapat rasa tidak punya kebaikan, maka selalu memandang kebaikan Allah maka itulah rasa yang benar, Dan saat memandang keadilan Allah, yang kita harapkan hanyalah rahmat Allah, tidak memandang pada amal ibadat dan kebaikan diri, hanya selalu mengharap rahmat Allah maka itulah rasa yang benar.

9. Orang yang selalu berkhusnuzon bersangka baik maka akan meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

10. Hidup jangan mencari pujian dan jangan merasa pantas dipuji. Apabila dihina jangan merasa hinaan itu tidak pantas buat kita tapi hinaan itu pantas buat kita kerena kita penuh dengan kekurangan.

11. Selalu belajar mengerti,belajar berkhusnozan, kita mampu memaafkan orang kerena kita punya pengertian, Seluas pengertian seluas itu pintu maaf, seluas pengertian seluas itu dalamnya perasaan.

12. Bila kita memandang akan diri maka pandanglah kekurangan kita, pandanglah dosa-dosa kita, Dan saat kita melakukan kebaikan, memandang kebaikan pada diri maka pandanglah ini Fadlun Minallah atau semua anugerah Allah.

BACA JUGA

13. Orang yang asik memandang alam semesta maka terdinding dari Allah dan hanya meyakini akan Allah,tapi orang yang asik memandang kisah Allah di dalam alam semesta maka tidak terdinding dari Allah dan melihat Allah melihat kisah Allah melihat cerita Allah, orang yang masih terdinding tidak bisa melihat (kisah) Allah tapi meyakini akan Allah.

14. Orang yang menemani kita dan tahu kekurangan kita belum tentu masih mau berteman dengan kita tapi Allah tidak, Allah tetap menemani kita, Begitu pun akhlaknya Rasulullah sebagai mazharnya sifat Allah.

15. Berharap kepada Allah mati dalam perlawanan nafsu walau tidak berhasil tapi ada usaha.

16. Masuk rumah sakit bukan untuk sehat tapi untuk mencari ridho Allah. Sehingga masuk rumah sakit agar Allah senang kerena menjunjung perintah Allah, sehinngga saat tidak sembuh tidaklah sakit hati, Dan saat meninggal, maka meninggal dalam keadaan tidak berdosa, Dan meninggal dalam ridho Allah, Maka orang seperti ini diberi Allah kesempatan selalu memandang anugerah Allah.(sir)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh