Risa Rhamadani seorang gadis kecil berusia 8 tahun. Harus terus terbaring lemah tidak berdaya di tempat tidurnya lantaran mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya.
SITI HADISAH (ICAH),Kotabaru
RISA Rhamadani atau yang kerap dipanggil Ica itu, mengalami kelumpuhan selama kurang lebih empat bulan. Karna kondisinya tersebut gadis mungil ini tidak dapat bersekolah dan bahkan bermain dengan teman-teman seusianya.
Ica juga merupakan siswi dari MIS Raudatul Jannah, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, yang terlahir dari keluarga kurang mampu.
Ditemui wartawan koranbanjar.net di kediamannya di Jalan Karyautama III, RT 11 Desa Semayap Kecamatan Pulau Utara Kotabaru, dan bertemu kedua orang tua Ica, Junaidi dan Srimuliani, mereka menceritakan bagaimana kondisi anaknya yang sudah lama mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya.
“Ini sudah yang ke tiga kalinya Bu, anak saya ini mengalami kelumpuhan,” ungkap Srimuliani, Kamis (13/1/2022).
Sebelumnya, lanjut Srimuliani anaknya tersebut sudah pernah mengalami kondisi yang sama seperti sekarang, namun dapat disembuhkan setelah mendapatkan bantuan biaya untuk berobat.
“Kalo sekarang ingin berobat lagi, kami gak punya biaya bu. Saya hanya bekerja sebagai pencuci pakaian, dan suami saya hanya seorang tukang parkir.” terdengar lirih Srimuliani sambil wajah tertunduk lemas.
Ia juga mengatakan, saat dibawa berobat ke klinik, dokter mengatakan kondisi Ica tersebut diduga ada gangguan dibagian Syaraf,.
“Kata dokternya sih begitu ada gangguan di bagian saraf,” cetusnya.
Saat Ica mengalami kondisi yang sama sebelumnya, Srimuliani mengatakan, hanya selama dua bulan sudah dapat membawa Ica untuk berobat ke dokter spesialias saraf dan menghabiskan biaya lumayan besar.
“Waktu sebelum ini kan saya dapat bantuan biaya dari sekolah dan lain-lain, kalo untuk sekarang saya belum punya biaya untuk membawa Ica berobat lagi,” sedihnya.
Srimuliani juga berharap, dengan kondisinya yang tidak mampu, ada para dermawan rela dan ringan hati untuk melihat maupun membantu Ica agar dapat berobat kembali.
Miris, Ica yang seharusnya menikmati masa bermain dan belajar bersama teman-teman sebaya. Justru, disaksikan hanya bisa terbaring tak berdaya dengan kondisinya. (cah/dya).