Riduan Anwar, Pencipta Lambang Provinsi Kalsel yang Terlupakan

Tepat hari ini, 14 agustus 2018, Provinsi Kalimantan Selatan merayakan Hari Jadinya yang ke-68. Memiliki semboyan Wadja Sampai Kaputing (Bahasa Banjar) yang artinya “Tetap Bersemangat dan Kuat Seperti Baja Dari Awal Sampai Akhir”, Harjad Provinsi yang usianya tak jauh dari Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini akan diperingati oleh seluruh Kabupaten dan Kota dengan memasang spanduk atau beberapa acara ceremonial Pemerintahan dengan memuat lambang Provinsi Kalsel yang berbentuk perisai.

MUHAMMAD RAMLI, BARABAI 

Sejarah seakan terhapus dan ditelan perkembangan zaman, tidak ada satupun referensi yang bisa didapatkan melalui buku maupun media sosial atau internet yang membahas tentang siapa pencipta lambang Provinsi Kalimantan Selatan tersebut.

Pencipta sekaligus pelukis lambang itu bernama Riduan Anwar, yang merupakan putera asli Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.

Menurut pengakuan anak ke-7 Riduan Anwar yang masih hidup bernama M. Ikhwansyah (51), saat ditemui di kediamannya di Jalan Ir. P.H.M. Noor Komplek Pasar Garuda, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Senin (06/08) menceritakan, pada tahun 1963 ayahnya merupakan pemenang lomba cipta lambang Provinsi Kalimantan Selatan.

Saat itu ayahnya memang terkenal sebagai pelukis yang handal dan merupakan salah satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Penerangan.

Menurut cerita ayahnya, dia berhasil mengalahkan puluhan pelukis dari berbagai daerah dengan memadukan sketsa berbentuk perisai yang di dalamnya terdapat lukisan bintang, rumah, intan, padi, pohon karet dan pita putih.

“Bentuk penghargaan yang diberikan oleh Gubernur saat itu adalah sebuah piagam dan Radio Transistor.
Walaupun tidak terlalu besar hadiahnya namun ayah merasa sangat terhormat dan bahagia karena hasil karyanya bisa dipakai hingga sekarang,” ucap pria yang akrab disapa Iwan itu.

Piagam itu, lanjut Iwan, masih kami simpan di rumah dan juga merupakan kebanggaan keluarga kami dan kebanggaan anak-anaknya yang masih hidup sebagai prestasi seorang ayah yang memiliki bakat luar biasa sebagai pelukis hingga menurun kepada kami.

Riduan Anwar lahir pada tanggal 26 September 1923 dan meninggal dunia pada tanggal 5 Januari 1986. Riduan dimakamkan di pemakaman umum Jalan Keramat Manjang, Barabai.

Iwan berharap kepada generasi muda agar mengetahui sejarah dan jangan hanya tahu lambangnya saja tapi mengetahui juga siapa penciptanya, sehingga bisa memotivasi untuk selalu berkarya untuk banua dan memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.

“Harapannya juga pemerintah harus lebih memperhatikan terhadap orang-orang yang berjasa,” harapnya.(*)