Kurang lebih 500 umat muslim di Kota Banjarmasin tergabung dalam Forum Silaturahim Majelis Taklim Banjarmasin turun ke jalan menyikapi negara-negara peleceh Nabi Muhammad Saw, salah satunya yang dilakukan oleh Negara Perancis baru-baru tadi.
BANJARMASIN, koranbanjar.net –
Dari pengamatan koranbanjar.net, Jumat (6/11/2020), ratusan kaum Muslimin dan Muslimah ini mengeluarkan berbagai pernyataan yang dituangkan pada lembaran-lembaran spanduk dan poster berisi kutukan dan kecaman terhadap Negara yang beribu kota Paris ini.
Berikut pernyataan sikap Forum Silaturahim Majelis Taklim Banjarmasin menanggapi ucapan Presiden Perancis yang melukai hati umat islam seluruh dunia.
1.Mengutuk keras atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw melalui pemuatan karikatur Nabi Muhammad Saw pada Majalah Charlie Hebdo dan pemasangan secara terbuka di belbagai gedung Pemerintahan Perancis.
2. Menuntut hukuman mati bagi para penghina Nabi Muhammad Saw, sebagaimana sesuai hukum syariat Islam.
3. Menuntut pemutusan hubungan diplomatik dan pengusiran Duta Besar Perancis, sekaligus pemboikotan terhadap produk-produk perancis.
4.Tidak cukup hanya pemboikotan produk, namun juga mencampakkan produk pemikiran barat seperti paham demokrasi. Karena sesungguhnya kebebasan berpendapat adalah ilusi ketika berkaitan dengan aspirasi Islam dan kaum Muslimin.
5. Menyerukan kepada seluruh komponen umat Islam agar menegakan Islam Kaffah dalam bingkai Khilafah. Karena inilah kemuliaan hakiki, bukti kecintaan kita kepada Nabi Saw.
Peserta dari jamaah beberapa Majelis Taklim di Kota Banjarmasin ini, memulai aksinya dengan berjalan dari Masjid Raya Sabilal Muhtadin menuju depan Gedung DPRD Kalimantan Selatan sebagai titik kumpul.
Menjelang waktu Shalat Ashar, pukul 15.20 Wita, Massa aksi yang dikoordinatori Ahmad Zaini ini membubarkan diri dalam keadaan tertib dan teratur.
Diketahui, bulan Oktober 2020 lalu, Emmanuel Macron, Presiden Perancis memberikan pembelaan terhadap publikasi kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW.
Menurut Macron, kartun itu adalah bentuk kebebasan berbicara.
Dirinya juga meluncurkan kampanye melawan radikalisme Islam dan memantik kemarahan di sejumlah negara Muslim di dunia. (yon)