Tak Berkategori  

Ramadan, Warga Kandangan Ini telah Mejual Bingka hingga 150 Biji per Hari

KANDANGAN, KORANBAJAR.NET – Kabupaten Hulu Sungai Selatan terkenal dengan kuliner yang beragam. Salah satunya, kue bingka disini menjadi salah satu menu favorit untuk disantap setelah berbuka.

Bingka merupakan kue tradisional masyarakat Banjar dengan rasa manis terbuat dari bahan utama tepung, telur dan gula yang dipanggang pada cetakan berbentuk bunga.

Penjualan kue bingka meningkat tajam saat Ramadan dituturkan pembuat bingka, Jumberah yang menjual di depan rumahnya di Jalan H Hasan Basry, Kandangan Kota, Kecamatan Kandangan.

Sebenarnya ada yang sudah matang dipajang langsung di dalam lemari kaca, di depan rumah tetapi Ramadan ini saking ramainya pembeli tidak sampai lama terpajang sudah habis lagi dibeli orang bahkan sampai kosong di lemari karena jika matang langsung ada yang membeli.

Ada yang mengantri karena dibuatkan langsung dan proses pembuatan satu bingka memakan waktu sekitar 15 menit. “Kadang jika sore banyak sekali yang mengantri menunggu kue dibuatkan bahkan tengah hari sudah mulai banyak juga,” ucapnya saat dikonfirmasi Kamis (16/5/2019) pukul 11.45 wita.

Hari biasa, bingka buatannya terjual sekitar 10 sampai 15 buah, sedangkan saat Ramadan sekitar 80 sampai 150 biji, “Ada yang memesan dulu jika ingin membeli banyak ada yang langsung datang membeli dan menunggu dibuatkan,” ujarnya.

Harga jualnya adalah Rp25 ribu per buah sedangkan hari biasa Rp20 ribu, kenaikan harga tersebut diungkapkan karena harga bahan utama pembuatan bingka juga naik selama Ramadan

Ada berbagai macam rasa yang dijual mulai dari rasa tapai baras (sejenis kue dari ketan yang difermentasi, durian, nyiur anum (kelapa muda) meskipun jarang dibuat hanya saat ada pesanan karena bahan nya sedikit lebih mahal dan yang paling laku adalah rasa kentang.

“Dalam 10 hari terakhir sudah menghabiskan 3 karung kentang dan 3 karung gula yang berarti 150 kilogram,” ujar anaknya, Ramzani.

Ramzani menuturkan proses pembuatan mulai dari semua bahan dengan takaran tertentu dicampur dalam satu wadah bisa gelas lalu dituangkan pada cetakan yang sudah dipanaskan di atas kompor kemudian ditutup dengan penutup yang sudah dipanaskan dengan diatasnya sabut (Kulit kelapa kering) yang dibakar.

Dipanaskan atas dan bawah supaya matang nya merata karena kuenya memiliki ketebalan sampai 3 sentimeter lebih.

Biasanya orang pakai oven agar lebih mudah, tetapi ia lebih memilih yang tradisional saja dan memakai sabut karena banyak tersedia dan mudah didapat secara gratis di pekarangan rumah, “Sehari bisa menghabiskan satu karung sabut,” ungkapnya.

Ia mengugkapkan proses pembuatan tidak bisa seperti membuat kue terang bulan langsung dibuat adonan banyak sekalian jadi harus satu kali cetak satu adonan, “Kemungkinan jika langsung sekali, adonan bisa masam terdiamkan lama,” tuturnya.

 

Ia dan ibunya berjualan bingka sejak sekitar tiga tahunan yang lalu baik hari biasa maupun saat Ramadan dibantu seorang saudarinya lagu dan mulai membuka aktifitas pembuatan mulai dari persiapan sejak pukul 05.00 atau saat Adzan Subuh dan tutup sekitar pukul 18.00 atau saat habis bahan untuk hari itu. (yat/sir)