Tak Berkategori  

Ramadan Penuh Berkah, Pedagang Musiman Pun Kebanjiran Rezeki

BARABAI, KORANBANJAR.NET – Bulan Ramadan memang menjadi berkah bagi siapa saja, tak terkecuali bagi para pedagang kue. Memasuki bulan suci ummat Islam ini mereka kebanjiran rezeki, bahkan pedagang kue musiman yang hanya berjualan saat bulan Ramadan menjamur.

Salah satunya seperti Mariatul Kiptiah. Pedagang takjil musiman warga Desa Ayuang Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ini meski menjual dagangannya di pasar desa yang notabane nya bukan di kota, namun ia dapat meraup omset ratusan ribu perharinya.

Menurutnya, bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri baginya. Ia menjual berbagai kue takjil di Simpang Empat Desa Ayuang yang buka dari jam 14.00 sampai menjelang beduk tiba.

Menurutnya berjualan di desa juga menjanjikan, selain itu juga lebih dekat dengan rumah. “Kalau hujan bisa langsung dibereskan dan pulang ke rumah karena tidak ada tempat yang memadai kala hujan.,” ujarnya kepada koranbanjar.net, Kamis (25/5).

Untuk antusias pembeli juga menurutnya tidak kalah dengan pasar Ramadan yang ada di kota. “Tidak hanya dari desa setempat saja yang membeli kue di sini, juga dari desa-desa tetangga,” tuturnya.

Bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan lebih dekat daripada harus ke kota untuk membeli kue takjil, selain itu harga yang ditawarkan pun relatif lebih murah.

“Perbedaan harga dengan kue yang ada di pasar Ramadan di kota berkisar Rp. 2.000 rupiah, bahkan lebih,” ungkapnya.

Untuk penjualan satu hari ia dapat meraup keuntungan hingga Rp 100.000 – Rp 300.000 rupiah.

Disinggung kue apa yang paling banyak dicari oleh pembeli, ia mengatakan kue amparan tatak adalah yang paling diminati daripada kue yang lainnya.

Salah satu pembeli dari warga Desa Pagat Sarigading, Siti Raudatul Jannah, mengungkapkan, berbelanja di Pasar Simpang Empat Ayuang lebih murah dan bisa sekalian ngabuburit.

“Selain harganya yang cukup murah dibandingkan di kota, kita juga bisa sekalian ngabuburit bersama teman-teman,” ucapnnya.

Ia menambahkan, banyaknya pilihan takjil juga menjadi alasan lain untuk membeli kue di pasar Simpang Empat Ayuang.

Hal senada juga dituturkan Ramli, harga yang miring dan tidak tidak jauh-jauh ke kota menjadi alasan pasar ini favorit untuk didatangi.

“Harganya lebih murah, juga bisa sekalian cuci mata sambil ngabuburit,” ujar warga Desa Banua Binjai ini.

Seperti pantauan koranbanjar.net, para pedagang yang berjualan di pasar Ayuang itu sekitar 25 pedagang yang membuka lapak dengan beragam takjil yang ditawarkan mulai dari Rp 1.000 hingga 25.000 rupiah. (mj010/dra)