BALANGAN, KORANBANJAR.NET – PT Adaro Indonesia menerima kunjungan dari tim CSR PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) di Guest House Dahai Office, Kabupaten Balangan, Kamis (31/1/2019).
Kunjungan dalam rangka benchmarking program CSR itu diikuti oleh 35 orang karyawan gabungan dari grup PT ITMG, di antaranya PT Bharinto Ekatama, PT Kitadin, PT Indominco Mandiri, PT Jorong Barutama Greston, PT Trubaindo Coal Mining dan PT Tambang Raya Usaha Tama.
Dalam sambutannya, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Adaro Indonesia, Suhernomo, mengatakan, perusahaan-perusahaan tambang yang ada di Indonesia sedianya memang harus mampu bersama untuk berkontribusi dalam menjaga ketersediaan energi nasional.
“Antar perusahaan itu tidak melulu bicara kompetisi. ITMG dan Adaro punya banyak persamaan. Ini harus kita jadikan bekal dalam memajukan dunia batu bara di Indonesia,” katanya.
Terkait program pemberdayaan masyarakat, menurut Suhernomo, kondisi masyarakat di sekitar wilayah tambang dapat mencerminkan kualitas dari program CSR perusahaan tersebut.
“Silakan nanti dilihat beberapa program CSR unggulan kami. Mudah-mudahan kita bisa saling bertukar pembelajaran dari situ,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, tim ITMG mengunjungi area Water Treatment Plant (WTP), Nursery dan Biodiesel.
Sedangkan untuk program CSR, kunjungan dilakukan di Sanggam Mart dan Istana Kelulut, Balangan, serta Bunda Sasirangan dan kawasan penjualan pusat oleh-oleh khas Tabalong.
Atas kunjugan tersebut, Capacity Builind Superintendent PT ITMG, Jauhari, mengaku terkesan dengan program-program CSR dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT Adaro Indonesia, terutama dalam hal pengelolaan dan penyediaan air bersih ke masyarakat.
“Penyediaan akses air bersih untuk masyarakat memang menjadi salah satu concern kami. Dari hasil kunjungan ini kami berharap dapat merumuskan konsep yang lebih matang untuk itu,” ujarnya.
Jauhari juga mengomentari value IMORE Adaro yang disampaikan oleh KTT di awal sambutan. Ia mengaku terkesan dengan value meritocracy yang diterapkan Adaro.
“Saya salut. Setahu saya tak banyak perusahaan yang mengangkat meritocracy sebagai nilai inti perusahaan,” ungkapnya. (mj-034/adv/dny)