Perjalanan hidup yang dijalani sosok Denny Setiawan terbilang menggetirkan. Hanya untuk menyelesaikan pendidikan S1, dia harus banting tulang bekerja serabutan mulai menjadi tukang gali sumur, tukang cat, mendulang intan secara tradisional sampai menjadi Pedagang Kaki Lima di Pasar Batuah Martapura.
Ketika menjalani pendidikan S1 pada semester V di Universitas Achmad Yani, Denny Setiawan sempat cuti akademik untuk mengumpulkan biaya kuliah. Kala itu dia harus bekerja serabutan, mulai menjadi tukang gali sumur, tukang cat hingga menjadi pedagang kaki lima.
Profesi sebagai pedagang kaki lima cukup lama dilakoninya. Awalnya hanya menjadi pedagang kaki lima di kawasan Pasar Batuah Martapura. Berikutnya, dia berjualan ke sejumlah pasar di beberapa daerah. Seperti ke Pasar Kintap, Asam-asam, Sungai Danau di Kabupaten Tanah Bumbu, kemudian di Pasar Mataraman, Pengaron sampai Sungai Pinang di Kabupaten Banjar.
Kehidupan seorang pedagang kaki lima di sejumlah pasar dadakan tentunya tidak senyaman pedagang bertoko. Dia harus bermalam di emperan pasar hanya dengan alas karpet plastik yang tipis. Kadang dia harus meninggalkan rumah berhari-hari, bahkan satu pekan untuk berjualan dari satu pasar ke pasar dadakan yang lain. Sementara barang dadakan yang dijual hanyalah pakaian bekas dari luar.
Di sela libur waktu berjualan, Denny Setiawan kadang mengisi dengan bekerja sebagai tukang gali sumur dengan upah hanya Rp80.000 per orang bersama tiga kawannya. Selain itu juga menjadi tukang cat, dan kadang mendulang intan tradisional di Cempaka, Kota Banjarbaru.
Tidaklah mengherankan, dia harus menyelesaikan pendidikan S1 dari tahun 1991 hingga 1999 atau selama 8 tahun, karena sering mengambil cuti akademi. Usai wisuda sebagai Sarjana Sosial, dalam hitungan 6 bulan berikutnya, dia mulai bekerja sebagai kuli tinta atau menjadi seorang jurnalis (wartawan) di Banjarmasin Post Grup.
Tahun 2000, dia sudah diterima sebagai karyawan tetap, menjadi seorang wartawan Metro Banjar (Banjarmasin Post Grup) yang bertugas di Kota Martapura.
Dunia jurnalis menjadi dunia yang sangat disukainya. Pertama, dunia jurnalis menjadi sebuah tantangan bagi dirinya untuk memperjuangkan harapan-harapan masyarakat terhadap pemerintah maupun pihak penguasa.
Banyak sekali yang bisa dia lakukan selama berpforesi sebagai wartawan untuk kepentingan publik. Antara lain, dia sering mengungkap kondisi-kondisi sosial yang terjadi di tengah masyarakat dan cukup memprihatinkan. Misalnya, mengabarkan kondisi-kondisi infrastruktur maupun fasilitas umum yang luput dari perhatian pemerintah. Seperti kondisi jalan yang rusak, jembatan yang rusak, bangunan sekolah yang hampir runtuh, layanan kesehatan yang belum memadai, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat, bantuan-bantuan pemerintah yang diselewengkan serta berbagai persoalan lain.
Namun tidak jarang pula dia harus menghadapi tekanan-tekanan dari banyak pihak. Baik itu dari kalangan oknum pemerintah maupun oknum swasta (pengusaha) yang hanya mementingkan perut sendiri.
Satu tahun bekerja sebagai wartawan Metro Banjar, kemudian dia pindah kerja ke Radar Banjarmasin (Jawa Pos Grup) di tahun 2001. Di tempat yang baru ini, Denny Setiawan juga masih menjalani profesi wartawan. Sebagai wartawan Radar Banjarmasin kala itu, dia masih sering menerima tekanan, bahkan ancaman dari banyak pihak dalam menyuarakan kebenaran. Dia juga sempat nyaris diculik untuk dibunuh lantaran menyenggol oknum pengusaha dalam sebuah pemberitaan.
Setelah satu tahun menjadi wartawan di Radar Banjarmasin, kemudian Denny Setiawan mendapat kepercayaan untuk memegang jabatan redaktur daerah yang membawahi 6 wartawan.
Hanya berjalan sekitar 2 tahun, tahun 2004 dia kembali mendapat kepercayaan sebagai Marketing Manager Radar Banjarmasin. Dia bertanggung jawab menjual, mempromosikan Surat Kabar Radar Banjarmasin di seluruh wilayah pelosok Kalimantan Selatan, dengan membawahi sekitar 14 karyawan marketing dan hampir ratusan agen dan loper koran se Kalimantan Selatan.
Masih banyak cerita dan lika-liku perjalanan hidup dari sosok Denny Setiawan. Seperti apa kisahnya, ikuti tulisan pada edisi ke 3. (koranbanjar.net)
PROFILE
Nama
Denny Setiawan, S.Sos
Profesi/Jabatan
Owner Media Online Media Banjar Grup
Tempat/Tgl/Lahir
Banjarmasin, 27 Agustus 1972
Pendidikan Terakhir
Strata 1 (S1)
Nama Istri
Muawiyah
Pendidikan Terakhir
SMA
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Nama Anak-anak
Sulthan Maysuja Setiawan
Karyawan Perusahaan
Balqis Afifah Setiawan
Lulus SMA
A.Muddatsir Setiawan
Siswa SDN Kelas IV
M Ali Setiawan
Siswa SDN Kelas 1
Nama Orangtua
Ayah Kandung
Masni bin M Tayib (almarhum)
Ibu Kandung
Hj. Siti Maslimah bin M Ali
RIWAYAT PENDIDIKAN
SDN Yakut Banjarmasin
Lulus Tahun 1982
Tsanawiyah Ponpes Hidayatullah Martapura
Lulus Tahun 1986
Aliyah Negeri Ponpes Hidayatullah Martapura
Lulus Tahun 1989
Universitas Achmad Yani Banjarbaru
Lulus Tahun 1999
RIWAYAT PEKERJAAN
Wartawan Metro Banjar
Tahun 2000 sd 2001
Wartawan Radar Banjarmasin
Tahun 2001 sd 2002
Redaktur Radar Banjarmasin
2002 sd 2004
Marketing Manager Radar Banjarmasin
2004 sd 2017
Owner Media Banjar Grup
2017 sd sekarang
PENGALAMAN ORGANISASI & POLITIK
Ketua Jawa Pos Institute of Pro Otonomi (JPIP) Kalsel
Tahun 2013 sd 2016
Trainer Jurnalistik Radar School
Tahun 2010-2016
Pemateri Training Jurnalistik
Tahun 2010 sd sekarang
Wakil Ketua Kadin Provinsi Kalsel Bidang Komunikasi
Tahun 2015-2020
Wakil Ketua Yayasan Jantung Sehat Kabupaten Banjar
Tahun 2010-2015
Wakil Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kalsel
Tahun 2021 sd sekarang
Ketua Bidang Komunikasi ICMI Kalimantan Selatan
Tahun 2015 sd 2020
Koordinator Tim Pemenangan Kabupaten Banjar
Anggota DPR RI, Pangeran Khairul Saleh
Tahun 2019 sd sekarang
Sekjen Pemenangan Cabup dan Wabup, Andi-Guru Oton
Tahun 2020
*sumber: Pribadi