Tak Berkategori  

Potensi Lahan Peternakan di Tala Mendominasi Hingga 64 Persen

TALA, KORANBANJAR.NET – Provinsi Kalsel memiliki potensi sebagai sentra peternakan karena mempunyai lahan yang cukup potensial untuk pengembangan ternak, khususnya sapi dan kerbau.

Hal ini disampaikan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum Dan Politik Setdaprov Kalsel, Gusti Burhanuddin, saat membuka secara resmi Gebyar Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB), di Desa Sumber Mulya, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kamis (13/12/2018).

“Dengan Gebyar UPSUS SIWAB ini, kita akan kembangkan peternakan yang bersinergi dengan perkebunan, sehingga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, khususnya yang berada di wilayah pedesaan, seperti di Desa Sumber Mulya ini,” baca Burhanuddin.

Lanjut dibacakannya, Tala saat ini menjadi sentra peternakan sapi dan kerbau di Kalsel. Daerah Tala sangat berpotensi untuk lebih dikembangkan lagi di masa mendatang, karena mendominasi 64 persen lahan potensial.

Meski demikian, dalam sambutannya tersebut, Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, mengaku khawatir dengan gejala generasi muda saat ini yang sudah mulai tidak tertarik dengan dunia wirausaha di bidang perkebunan dan peternakan.

Apabila itu terjadi, maka Pemprov Kalsel sulit untuk melakukan pengembangan potensi di Kalsel agar menjadi lumbung ternak nasional, sekaligus mendukung kebijakan pusat menuju swasembada daging.

“Karena itu, saya mengajak semua pihak terkait untuk bersinergi agar program Gebyar UPSUS SIWAB ini terus berkelanjutan. Program ini jangan terhenti di tengah jalan. Harus ada tindak lanjutnya agar upaya Kalsel menjadi lumbung ternak nasional dapat diwujudkan,” tandasnya.

Gebyar UPSUS SIWAB di Desa Sumber Mulya ini dimeriahkan ratusan peternak lokal beserta sapi dan kerbau yang mereka ternakkan.

Dalam Gebyar UPSUS SIWAB ini juga hadir Bupati Tala, Sukamta, perwakilan bupati dan walikota se Kalsel, pejabat Kementerian Pertanian RI, Syamsul Ma’arif, dan Dedi Junaedi, stakeholder terkait, para tokoh masyarakat serta para warga setempat. (banjargroup/dny)