Difitnah melakukan Video Call Sex (VCS) pimpinan pondok pesantren Al Khalimatus Sadiqah di Desa Pendalaman Baru, Kecamatan Barambai menjadi korban pemerasan melalui media sosial WhatsApp.
BATOLA, Koranbanjar.net – Dengan wajah penuh keyakinan Guru Muhammad Fadli melaporkan pemerasan yang dialaminya ke Polres Batola, Rabu (15/1/2025).
Tidak tanggung-tanggung guru yang dikenal santun ini mengalami kerugian sekitar Rp 6 juta. Dirinya ditipu dan diperas melalui media sosial WhatsApp.
Usai melaporkan apa yang dialaminya, kepada wartawan Guru Fadli menceritakan awal mula dirinya di fitnah, ditipu hingga diperas.
Awalnya Guru Fadli mengaku menerima perteman di akun Facebook pribadinya, seorang perempuan bernama Yuliani pada Sabtu (4/1/2025). Setelah sehari berselang, tepatnya Minggu (5/1/2025) terduga pelaku mengirim pesan melalui inbok.
Singkat cerita, wanita itu (terduga pelaku) mengaku berdomisili di gambut. Meminta uang seikhlasnya kepada Guru Fadli.
“Saat itu saya di acara haul dan tidak memiliki mobail banking. Sehingga meminta waktu,” ujar Guru.
Selanjutnya, Senin 6 Januari 2025 terduga pelaku mempertanyakan perihal uang yang di minta. Dikarenakan Guru Fadli sudah arah pulang menuju Barambai, pertemuan disepakati di Pasar Gambut.
“Awalnya dia meminta bertemu di rumah, tapi saya menolak,” ucap Guru Fadli.
Tidak sempat bertemu di lokasi, terduga pelaku meminta nomor WhatsApp Guru Fadli dengan alasan mempermudah komunikasi. Namun disinilah awal mula fitnah dan penipuan itu bermula. Saat menerima panggilan video call. Terduga pelaku sudah dalam keadaan bugil tanpa busana.
“Terkejut, saat itu langsung saya matikan dan sempat mempertanyakan kenapa melakukan hal itu. Serta memblokir akun Facebook dan nomor WhatsApp terduga pelaku,” ceritanya.
Masih di hari yang sama, Guru Fadli yang masih dalam perjalanan pulang, menerima pesanan WhatsApp dari pria yang mengaku bernama Yadi. Kenal dengan Yadi, Guru Fadli tidak merasa curiga. Dirinya mendapat pesan bahwa video VCS korban dan pelaku tersebar di Facebook.
“Saya bertanya cara menghapus postingan tersebut. Orang yang mengaku Yadi menyarankan menghubungi nomor telepon pemilik akun,” ujarnya sembari mengikuti apa yang di arahkan dan saat itulah diminta sejumlah uang.
Tidak hanya sampai di situ, Guru Fadli yang masih panik dan kebingungan tanpa sadar terus masuk kedalam tipuan pelaku. Lagi-lagi orang yang mengaku Yadi menginformasikan VCS tersebut kembali viral di Tiktok. Masih dengan pola yang sama, korban diminta menghubungi pemilik akun Tiktok.
“Saya kembali diminta membayar untuk menghapus postingan tersebut.
Masalah baru datang lagi, Guru Fadli kembali mendapatkan pesan WhatsApp dari wanita yang mengaku istri mantan Camat Belawang. Dengan pola yang sama, Guru Fadli dikabarkan viral di WhatsApp Group. Serta memberikan nomor admin untuk menghapus.
“Lagi-lagi diminta uang untuk menghapus,” ujarnya sembari mengatakan itu terjadi Selasa 7 Januari 2025.
Tidak lama, hanya berselang dua hari, Guru Fadli kembali menerima pesan dari Yadi. Kali ini VCS itu dikatakan viral disalah satu situs dewasa. Masih pola yang sama. Untuk menghapus video dirinya diminta mengirimkan sejumlah uang.
“Orang yang mengaku admin meminta Rp 900 ribu, tetapi mau ditawar menjadi Rp 700 ribu,” bebernya sembari mengatakan setelah itu nomor WhatsApp Yadi tidak aktif.
Tidak sampai disitu, pada Selasa 14 Januari 2024 Guru Fadli kembali menerima pesan dari nomor tidak dikenal. Kali ini yang bersangkutan mengirimkan tangkap layar sebuah judul berita di media online Nasional. Memperlihatkan foto tangkap layar video call Guru Fadli dan pelaku.
“Lagi-lagi saya diminta menghubungi admin dan diminta uang sekitar Rp 3 juta lebih. Namun itu tidak di transfer,” ujarnya.
Tidak di transfer itu sebut Guru Fadli setelah dirinya berkonsultasi dengan Rahmadian Noor. Dirinya baru sadar bahwa sedang difitnah, ditipu, dan diperas oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
“Saya tambah yakin saat orang yang bernama Yadi mengaku tidak pernah menghubungi saya dan mengatakan nomor yang digunakan pelaku bukan nomornya. Hanya fotonya yang dicatut pelaku,” jelasnya.
Terkait laporan ini sendiri Polres Barito Kuala langsung menerima laporan korban. Serta di proses Sat Reskrim Polres Batola.
“Laporan Guru Fadli sudah kami terima,” singkat Kanit Tipidter Sat Reskrim Polres Batola Aiptu Firman Sihar Masadi Silalahi.
(max/rth)