Musim kemarau, petani di lahan sawah tadah hujan mengalami bencana kekeringan sehingga sering kali menyebabkan gagalnya panen. Namun, petani di lahan rawa lebak, musim kemarau merupakan berkah, karena lahan yang biasanya tergenang air menjadi surut, sehingga dapat ditanami padi. Seperti dilakukan petani di Kecamatan Daha Barat Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan, lagi menyemai padi di lahan rawa.
HULU SUNGAI SELATAN,koranbanjar.net – Lahan rawa lebak sedang sampai dalam potensi bisa ditanami seluas 2.940 hektar , tersebar di 7 desa yang ada di Kecamatan Daha Barat. Adapun desa sedang melakukan persemaian, yaitu Bajayau, Bajayau Tengah, Bajayau Lama, Badaun, Tanjung Selor, Siang Gantung dan Desa Baru
Sembari menunggu air di lahan rawa menyusut, para petani tengah melakukan penyemaian yang juga masih berlangsung di daerah rawa.
Untuk menyemai padi di lahan rawa lebak sedang memang cukup sulit. Sebelumnya, petani harus membuat lahan terlebih dahulu menggunakan lumpur dan tanah dari dasar rawa dan dikumpulkan.
Di atas tanah satu petak berukuran sekitar 2 x 4 meter benih akan ditebar di atas tanah tersebut. Kemudian ditutup menggunakan karung, agar tidak terkena hujan serta hewan pengganggu.
Saat benih sudah mulai tumbuh, maka karung akan dilepas namun benih sudah siap untuk menunggu dipindah.
Menurut Koordinator BPP Daha Barat Dwi Rahmadhani Yuliansyah mengungkapkan, lahan rawa lebak terbagi ke dalam tiga agroekosistem, yakni lahan rawa lebak dangkal, tengahan dan dalam.
Berdasarkan ketinggian tempatnya lahan rawa lebak dangkal memiliki topografi lebih tinggi dan air lebih dahulu surut, sehingga dilakukan penanaman lebih awal, Selanjutnya dilakukan penanaman pada lahan rawa lebak tengahan, dan rawa lebak dalam secara berurutan.
Selang waktu penanaman antara ketiga agroekosistem tersebut mencapai satu bulan. Terdapat beberapa kegiatan penanaman padi dilakukan pada musim kemarau ini, yakni kegiatan persemaian dengan varietas digunakan adalah Mekongga. (susmawati/bbpp binuang/dya)