Tak Berkategori  

Pernah Mau Dibeli Pengusaha asal Banjarbaru

BARABAI – Kalau selama ini kita melihat pohon kelapa tidak ada bercabang, tapi lain halnya yang ada di Desa Rangas Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ini. Pohon kelapa yang satu ini berbeda dari pohon kelapa lainnya. Puhun nyiur becabang dua ujar masyarakat sekitar menyebutnya.

Tinggi dan bercabang dua, begitulah pemandangan yang kita lihat apabila lewat di ujung Desa Rangas Luar ini. Meski bercabang dua, namun cabang tersebut sepertinya tidak mnegurangi lebatnya buah kelapa dari kedua cabang tersebut. Bahkan keduanya mempunyai lebat yang sama.

Seperti yang diceritakan Katirin (40) sang pemilik tanah dan pohon kelapa tersebut, dulunya adalah kebun kelapa, namun setelah dibelinya tanah dari pemilik asal sebagian besar pohon kelapa ditebangnya untuk membuka usaha lain.

“Ada beberapa pohon kelapa yang tidak ditebang, termasuk yang bercabang itu” kata Katirin.

Ia merasa sayang dengan pohon kelapa bercabang tersebut karena dianggapnya pohon langka. Bahkan ada seorang pengusaha kaya dari Banjarbaru ingin menawarnya dengan harga tinggi, namun Katirin enggan untuk menjualnya.

“Sayang kalau dijual, pohon ini termasuk langka,” tututr Pria yang memiliki brewok tipis ini.

Sayangnya dia juga enggan menyebutkan orang yang ingin membeli kelapanya tersebut, juga harga yang ditawarkan pengusaha itu. Namun Ia membeberkan bahwa untuk dibawa ke lapangan golf.

Walaupun kelapa yang buahnya hijau ini selalu berbuah lebat, tapi sang pemilik tidak mengizinkan siapapun untuk menaiki apalagi mengambil  langsung buahnya dari pohon. Hal itu dikarenakan dia tidak mau kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat mengambil buah kelapa bercabang itu.

Ia meyakini ada hal lain (mistis) yang terdapat dari pohon tersebut, walaupun belum pernah terbukti adanya.

“Munnya becabang tu lain ai sudah, kalu-kalu ada ba urang banarai,” ujar Katirin.

Walaupun tidak pernah dipanjat dan diambil langsung buahnya, hal itu tidak membuat pemilik dan keluarga untuk tidak menikmati rasa buah kelapa tersebut. Kesempatan mencicipi rasa buah kelapa hijau itu ketika ia jatuh dengan sendirinya.

“Pernah beberapa kali yang jatuh kelapa muda, dari situ kita pernah mencicipi kelapa. Untuk rasanya jauh beda dengan kelapa-kelapa lain,” ungkap Ayah dua anak ini.

Saat koranbanjar.net memantau langsung, pohon kelapa bercabang itu memang terlihat jelas tidak ada pijakan pada batang pohonnya. Biasanya pijakan dibikin dengan cara melukai pohonnya dengan jarak sesuai langkah pendaki hingga sampai ke atas guna mempermudah memetik buah kelapa.

Posisi pohon yang berjarak sekitar 50 meter dari jalan ini begitu sangat jelas di lihat pengguna jalan apabila melintasi Desa Rangas. Kalau dari Kota Barabai maka pohon kelapa itu dapat di lihat dari sebelah kanan, kalau dari arah kecamatan Limpasu maka dapat dilihat dari sisi kiri. (dra)