Tak Berkategori  

Perihal Rencana Relokasi, Pedagang Buah Musiman Mengeluhkan ini..

BANJARBARU – Rencana relokasi pedagang buah musiman di sepanjang jalan Ir. PM. Noor membuat para pedagang menjadi cukup resah. Pasalnya rencana pemindahan adalah di tempat yang menurut mereka cukup sepi dan cukup jauh dari jangkauan para pembeli nantinya.

Seperti Udin (bukan nama sebenarnya), asal Desa Sungai Alang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Pria berusia 48 tahun ini sudah kurang lebih 15 tahun berjualan buah musiman. Udin mengatakan dulu ia berjualan sejak masih menggunakan lampu minyak sampai sekarang menggunakan lampu neon.

“Saya sudah sekitar 15 tahunan berjualan buah musiman ini. Dari mulai di sekitar kampus Unlam (sekarang ULM) itu berpindah ke simpang empat terus sampai kesini, di jalan Ir. PM Noor,” ujarnya.

Udin menambahkan, ia dan kawan-kawan pedagang lain paling lama hanya sampai tiga bulan berjualan buah musiman ini. Kalau buah duriannya sudah habis mereka berhenti berjualan dan lapaknya pun akan mereka bongkar.

“Kami nih palingan cuma sampai tiga bulan ja bajualan disini. Setelah itu, kita bongkar lapaknya dan baru jualan lagi tahun depannya saat musim durian lagi. Kami selalu diberitahukan oleh Satpol PP untuk selalu menjaga kebersihan dan kami laksanakan. Sampah kami masukkan ke dalam karung dan setiap pagi diangkut oleh petugas kebersihan. Untuk itu kami juga harus membayar sebesar Rp5000 per hari,” ujarnya lagi.

Udin mengatakan, pihaknya bukan pedagang buah apel dan anggur yang selalu dan terus berjualan karena bukan kategori buah musiman. Sehingga kalaupun hendak dibuatkan sentra buah musiman menurutnya iu juga kurang efektif. Ia mengklaim berjualan di tempat yang sekarang adalah yang paling nyaman dan strategis.

Ditanya tentang kenapa berjualan di Kota Banjarbaru bukan di Kabupaten Banjar, ia menjawab di Banjarbaru adalah tempat yang strategis untuk berjualan karena banyak peminatnya baik warga Banjarbaru maupun pendatang daripada di Kabupaten Banjar. Menurutnya di Kabupaten Banjar lingkupnya agak sempit untuk tempat jualan juga sudah banyak pedagang lain yang menempati lokasi jualan yang cukup strategis.

Udin dan kawan-kawan pedagang lainnya mengaku kurang setuju dengan rencana relokasi namun terkesan pasrah karena dia dan kawan-kawannya hanya menumpang berjualan.

“Kurang setuju pang, nanti disana tuh sepi, kada tapi kelihatan karena masuk agak ke dalam, terus gimana kalau jualan kami sepi. Kami sangat menyayangkan jika kami harus dipindahkan tempat jualannya, karena kami disini selalu mengikuti imbauan dari petugas untuk membersihkan lapak seusai berjualan dan membayar iuran kebersihan. Listrik untuk penerangan juga kami harus bayar. Kalaupun kami harus dipindah kami minta di lahan yang masih di sekitaran Jalan Ir. PM Noor, jangan yang masuk ke dalam banar. Karena kami sudah nyaman disini dan pembeli pun memang lebih ramai disini ketimbang di tempat lain, bahkan sudah ada yang menjadi langganan bertahun-tahun,” ucapnya penuh harap.(ana)