BALIKPAPAN, KORANBANJAR.NET – Dalam dua minggu terakhir, penyakit Inklusi Body Hepatitis (IBH) menyerang ayam di Kaltim.
Akibatnya, banyak ayam yang mati hingga mempengaruhi harga jual ayam.
“Dia bisa mengkerdilkan ayam higga menyebabkan kematian pada ayam. Bisa sampai 10 persenlah kematiannya,” ujar Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan, Yosmianto, Rabu (16/5).
Menurut Yosmianto, akibat penyakit IBH yang menyerang ayam-ayam tersebut, harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Balikpapan mengalami kenaikan.
Selain itu, kenaikan harga daging ayam juga dipengaruhi harga pakan yang naik akibat nilai dolar naik.
“Kenaikan harga daging ayam disebabkan pasokannya ayam menjadi berkurang karena adanya penyakit ini. Selain itu, harga pakan ayam juga naik menyusul nilar dolar yang naik,” ujar Yosminto.
Menyikapi hal itu, diterangkan Yosminto, saat ini sudah ada tim dari pusat yang turun dan kan menangani penyakit yang menyerang ayam di Kaltim tersebut. “Penyakitnya akan dicek tim dari pusat,”katanya.
Yosminto menuturkan, selama ini rata-rata ayam dipasok dari peternak di sekitar Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kertanegera. Per harinya, stoknya hanya sekitar 30 ribu ekor.
Sementara terkait harga daging sapi yang juga sedang naik, yakni dari sebelumnya Rp 120.000 per Kg menjadi Rp 125.000 per Kg, karena juga disebabkan stok daging sapi berkurang. “Sapi naik naik 5 ribu karna stok sapinya juga berkurang,” jelasnya.
Ditambahkannya, jika kapal dari pemerintah pusat yang mengangkut sapi masuk ke Balikpapan, tentu akan membuat harga daging sapi bisa kembali stabil.
“Kalau kapal dari pusat masuk kan otomasti mengurang transportasi sapinya dari Gorontalo ke sini. Satu kapal bisa muat 500 ekor rute Balikpapan – Samarinda,” pungkasnya. (sya/dra)