Tak Berkategori  

Penjualan Kue Semprong Meningkat, Rahmah dan Ibunya Layani Pembeli hingga Gambut

BARABAI, KORANBANJAR.NET – Kue semprong hingga kini masih banyak disukai di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), dan daerah sekitarnya. Terlebih menjelang lebaran seperti saat ini, penjualan kue berbahan beras itu kian meningkat.

Setidaknya itu dialami salah seorang pembuat sekaligus penjual kue semprong, Rahmah, warga Jalan Pagat Sarigading, Desa Banua Binjai, Kecamatan Barabai, Kabupaten HST.

Bahkan, saat ditemui koranbanjar.net di rumahnya, Senin (27/5/2019) malam, Rahmah mengatakan tak bisa melayani pemesanan kue semprong hingga lebaran nanti karena saking banyaknya pesanan yang saat ini ia layani.

Dalam membuat kue semprong yang juga biasanya disebut kue rokok itu, Rahmah dibantu ibunya. Khusus pemesanan untuk lebaran nanti, mereka berdua sudah mengerjakan pembuatan kue semprong sejak hari ke 10 bulan Ramadan ini.

Rahmah sedang menggulung kue semprong agar berbentuk silinder. Proses membentuk kue semprong ini memerlukan keterampilan dan kecepatan, sebab jika lambat maka lembaran kue akan mengeras dan tidak bisa dibentuk lagi. (foto: muhammad ramli/koranbanjar.net)

“Hari ini pun masih tersisa sekitar 40 liter beras pesanan orang. Jadi kalau ada yang datang lagi untuk memesan kue semprong, terpaksa kami tolak,” ujar Rahmah kepada koranbanjar.net.

Dalam 1 liter beras mereka mampu membuat 750 hingga 850 batang kue semprong yang memiliki bentuk khas seperti silinder atau pipa itu. Jumlah tersebut dibuat dalam waktu sekitar 90 menit. Setidaknya ada 6 sampai 8 liter beras mereka habiskan dalam 1 hari untuk membuat kue semprong.

Dari pembuatan kue tersebut, jika bahan beras disediakan si pemesan kue, maka Rahmah dan ibunya mendapat hasil uang Rp 30 ribu per 1 lier beras.

Namun sebaliknya, jika si pemesanan meminta Rahmah dan ibunya yang sekaligus menyediakan beras, maka mereka berdua mendapat hasil uang Rp 75 ribu per liter 1 beras. “Jadi tergantung pemesannya mau menyediakan bahan sendiri atau tidak,” kata Rahmah.

Hasil uang dari dua cara pemesanan itu sudah termasuk modal dan untung yang mereka didapat. Pemesan yang mereka layani pun berasal dari masing-masing daerah. Tak jarang ada pemesan yang datang dari luar kota, bahkan hingga berasal dari wilayah Gambut, Kabupaten Banjar.

Selain berbentuk silinder, Rahmah dan ibunya juga bisa membuat kue semprong berbentuk segi tiga sesuai pesanan. Biasanya kue semprong turut disajikan untuk jamuan keluarga atau tamu di rumah saat lebaran. (mdr/dny)