BALIKPAPAN, KORANBANJAR.NET – Pemerintah Kota Balikpapan memastikan telah membentuk tim untuk menghitung dampak dan kerugian yang terjadi akibat kebakaran dan tumpahan minyak milik Pertamina di Teluk Balikpapan.
“Kita sudah bentuk tim. Tim sudah turun menganalisa, juga teman-teman komunitas dan masyarakat,” ujar Pelaksana Tugas WaliKota Balikpapan Rahmad Mas’ud
“Karena komitmen kita bersama Pertamina tentunya, semua lingkungan disini benar-benar bersih dari sisa-sisa tumpahan minyak,” ucapnya.
Menurutnya, tim tersebut menghitung kerugian yang dialami masyarakat yang terdampak, di antaranya nelayan yang tidak bisa melaut. Petambak yang ikan dan kepitingnya mati.
Kemudian mangrove dan ekosistem di Teluk Balikpapan yang rusak akibat tumpahan minyak mentah diperkirakan mencapai 40 ribu barel.
“Kita juga menghitung dari mangrove, nelayan, dari petambak, kemudian dari warga yang terkena dampaknya. Ganti rugi nanti secara keseluruhan,” ujarnya
“Ya Insya Allah nanti dirangkumkan dengan tim sendiri dan bisa menganalisa berapa kerugian dan seterusnya. Tim sudah ada sudah turun semua, tinggal menunggu hasilnya saja,” ungkap dia.
Dia pun membantah, Pemerintah Kota Balikpapan terkesan lambat dalam menghitung dampak dan kerugian yang terjadi. Karena Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sudah memiliki data kerugian.
“Bisa saja, karena paling sedikitkan dampaknya (PPU). Yang paling besar itu kan daerah pesisir Balikpapan. Kita tidak mencari besar dan berapa materinya, tapi komitmen kita bagaimana memulihkan ekosistem dan lingkungan yang kena dampaknya kemarin,” ujarnya.(sya/sir)