Pemerintah Kota Banjarmasin sepertinya tidak peduli dengan keselamatan pengguna jalan maupun permohonan masyarakat. Pasalnya, sudah seringkali masyarakat memohon agar Jembatan Kembar Basirih segera mendapatkan tambahan penerangan, kemudian besi pembatas jembatan yang hilang segera diatasi. Namun harapan masyarakat itu berbulan-bulan tak pernah dihiraukan.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Jembatan kembar yang terletak di perbatasan Kecamatan Banjarmasin Selatan dan Kecamatan Banjarmasin Barat ini, sudah sering menimbulkan kecelakaan. Pasalnya, penerangan lampu jalan di kawasan tersebut sangat minim, kemudian besi pembatas jembatan hilang, sehingga ruas jembatan bolong.
Selama April hingga Mei 2021, jembatan tersebut sudah menyebabkan kecelakaan sebanyak tiga kali.
Hal itu diutarakan Ketua RT 20, Mantuil, Habib Ali kepada koranbanjar.net. Menurut dia, permohonan untuk mengatasi keadaan jembatan kembar Basirih itu kepada Pemko Banjarmasin, sampai sekarang tak pernah didengar. “Sampai saat ini tidak ada tindakan dari Pemerintah Kota Banjarmasi untuk melakukan perbaikan seperti yang pernah disampaikan waktu lalu,” ucapnya.
Pihaknya hanya meminta penambahan penerangan lampu halan. Kemudian, besi pembatas jalan yang hilang segera diperbaiki. Soalnya, kalau malam penerangan sangat minim, ditambah jalan yang tidak disertai besi pembatas,” pungkasnya.
Pengguna jalan yang melintas pada malam hari di atas jembatan itu, lanjutnya, sangat rawan mengalami kecelakaan. Karena pengguna jalan akan melintasi jalan yang berlubang, bahkan besar kemungkinan akan terguling. Terutama kalau melintas dengan kecepatan tinggi, bisa-bisa terpental.
Bukan hanya itu, karena kawasan minim dengan penerangan, akhirnya digunakan anak-anak muda untuk berpacaran. Padahal di bawah jembatan kembar Basirih itu terdapat makam waliyyullah yang hampir setiap hari didatangi penziarah.
Habib Ali mewakili masyarakat Mantuil dan Basirih meminta agar Pemerintah Kota Banjarmasin dapat segera merealisasikan penambahan lampu penerangan dan perbaikan jembatan kembar Basirih. “Kami khawatir, kalau tidak segera diperbaiki, bakal terjadi korban kecelakaan lagi. Kemudian, kawasan itu akan tetap menjadi tempat maksiat bagi anak-anak yang biasa nongkrong di atas jembatan,” pungkasnya.(myr/sir)