Yayasan FIELD menyelenggarakan pelatihan pemandu sekolah lapangan kader udara bersih Indonesia di BBPP Binuang, pada tanggal 3-12 Agustus 2022, yang diikuti oleh 95 orang petani dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dari tiga kabupaten, yakni Kabupaten Banjar, Banjarbaru dan Barito Kuala.
TAPIN, koranbanjar.net – Pelatihan dibagi tiga bet masing-masing empat hari. Pelatihan di buka oleh Kepala BBPP Binuang, Ibu Dr, Ir. Yulia Asni Kurniawati, M.Si.
Dalam sambutan pembukaannya, Kepala BBPP Binuang, Ibu Dr, Ir. Yulia Asni Kurniawati, M.Si, menyampaikan bahwa, saat ini telah terjadi perubahan iklim yang bisa mengakibatkan krisis pangan seperti gagal panen sehingga pangan menjadi mahal, harga komoditas pangan seperti cabe, tepung, sayuran sudah mulai naik, sehingga kondisi ini memberatkan masyarakat. Oleh karena itu kita harus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan.
Dengan pelatihan pemandu sekolah lapangan kader udara bersih Indonesia ini, kita bisa memanfaatkan bahan-bahan organik disekitar kita untuk digunakan sebagai mulsa sehingga tanah menjadi subur.
“Diharapkan pelatihan ini dapat dilakukan secara berjenjang dan saya sangat antusias dengan konsep ini, kalau bisa diperbanyak. Semoga pelatihan ini membawa keuntungan bagi kita semua dan membawa lingkungan bersih,” paparnya.
Direktur Eksekutif Yayasan FIELD, Heru Setyoko menyampaikan, banyak masalah yang dihadapi masyarakat, seperti adanya kebakaran, sehingga menyebabkan masalah ispa, polusi, kerusakan ekosistem, sawah tidak panen, pendapatan hilang, sekolah ditutup, keluarga pindah ke lokasi lain, bisnis di tutup, sehingga harus dicarikan solusinya. Sebanyak 95% masyarakat menginginkan pembakaran berkurang, bagaimana mengurang pembakaran dan menciptakan udara bersih.
Selain itu, petani saat ini juga menghadapi dampak perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, dan masyarakat mengalami kerugian hasil/panen akibat kekeringan dan banjir tersebut.
Karena itulah program ini dikembangkan dalam upaya untuk mengurangi resiko perubahan iklim, dan menjawab persoalan yang ada dengan mempromosikan dan memberikan pelatihan praktek pertanian yang dapat mewujudkan udara bersih melalui penerapan teknologi mulsa tanpa olah tanah, bedengan kayu, dan pembuatan kompos serasah dengan ayam.
Setelah pelatihaan ini peserta pelatihan akan melaksanakan Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia (SL KUBI) di desanya masing-masing, menerapkan tehniknya, dan mempromosikan teknik-teknik pertanian udara bersih yang sudah dipelajari.
Program ini telah dikembangkan di delapan Propinsi (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Barat dan Lampung), di 304 Kabupaten, dengan target penerima manfaat sebanyak 18.000 petani.
Diharapkan program udara bersih Indonesia dapat menjadi model yang bisa dikembangkan diseluruh Indonesia untuk menciptakan udara bersih Indonesia.
(ags/bdn)