Tak Berkategori  

Pauh; Tempat Kumpul Bermain Layangan Dan Menikmati Alam HSS

Lahan persawahan di Jalan Awang Pauh Desa Bakarung Rt 4 Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), salah satu tempat strategis di HSS untuk bermain adu layangan sejak. Setiap sore saat musim kemarau seperti sekarang ini, ratusan warga di berbagai kampung kini berkumpul di sana.

Muhammad Hidayat, Angkinang

Dahulu, di HSS setiap kampung mempunyai titik kumpulnya masing-masing. Biasanya tempat terbuka seperti sawah yang tidak ditanami padi saat kemarau tiba.

Keseruan beradu layangan yang terbang di tengah derasnya angin, hingga berebut layangan putus akibat diadu itu dipertontonkan para anak-anak hingga orang dewasa di tiap kampungnya.

Keceriaan di arena layangan selalu terlihat. Meski layangan putus, sang pemilik ikhlas melepasnya. Bahkan perebutan layangan jatuh tidak menimbulkan konflik, malah berkejaran dengan riangnya.

Karena itulah mungkin desain motif layangan biasa saja, tidak menonjolkan penampilan luar. Tetapi kualitas layangan saat beradu benang, baik segi beratnya hingga kelenturan rangka saat ditiup angin sangat dipertimbangkan.

Kini banyak titik kumpul itu mulai ditinggalkan, entah karena pemain layangan berkurang atau karena hal lainnya. Tetapi di persawahan Desa Bakarung yang biasa disebut Pauh itu, sampai sekarang masih eksis di saat titik lainnya sudah ditinggalkan.

Setiap sore, sejak akhir Juli lalu ratusan warga dari anak-anak sampai tua hadir di situ. Tujuan utama ada yang bermain layang-layang, atau sekadar menonton.

Terlihat kerumunan orang seperti suasana pasar saja, berbaris beserta motor di sepanjang jalan sawah tersebut. Tidak kalah meriah, di sana juga banyak yang berjualan. Mulai dari jajanan seperti pentol, es, hingga jajanan tradisional lainnya.

Yang menambah lokasi semakin nyaman, pemandangan pegunungan meratus terlihat indah dari lokasi itu. Bahkan saking terbukanya pemandangan, puncak tertinggi Kalsel Gunung Besar terlihat dari situ.

Menurut seorang warga Desa Gambah Luar Faisal, lokasi itu sangat strategis. Selain luas dan jalanan panjang, juga angin yang bertiup bebas karena lahan terbuka tak terhalang pepohonan.

Benar saja, lokasi itu berdekatan dengan perbatasan Kecamatan Telaga Langsat, Padang Batung dan Kandangan. Sehingga disitulah titik tengah berkumpulnya warga antar kampung.

Faisal mengatakan, di kampungnya sendiri sudah tidak ada lagi tempat berkumpul bermain layangan. Sehingga yang terdekat adalah di Pauh. Jadi ia dan teman-temannya ke lokasi itu setiap hari.

Warga lainnya Reza mengatakan, datang hanya sekadar melihat orang bermain layang-layang. Karena ia tidak lihai beradu layangan.

“Tujuan mereka datang ke sini bermacam-macam, ada yang mau berbelanja makanan hingga mau melirik wanita cantik, atau sebaliknya melirik pria rupawan,” ujarnya sembari tertawa, sebab di sana didominasi pemuda dari berpakaian biasa hingga berpakaian rapi.

Hanya saja, mungkin bagi pemilik lahan akan berbahaya saat mulai musim bertani nantinya. Sebab benang layangan putus, yang biasanya tajam akan berserakan.

“Selain dapat melukai badan, juga bisa melilit ke roda mesin pertanian nantinya,” ujar seorang pengunjung lainnya.

Tetapi sejak dahulu, tidak pernah terdengar adanya konflik dari para pemilik sawah, yang lahannya dipakai arena layangan. Semuanya berlangsung begitu saja. Bergembira saban sore menikmati layangan di angkasa, udara sore yang sejuk, dan hamparan alam yang indah.