Tak Berkategori  

Pakaian Adat ‘Gentang Banjar’ Menghiasi Paripurna Harjad Banjarbaru

Pakaian adat Gentang khas Banjar, turut menghiasi rapat paripurna istimewa hari jadi (Harjad) Kota Banjarbaru ke-21. Seluruh anggota dewan memakai pakaian tersebut, dipadukan dengan warna hijau muda dan corak sasirangan.

BANJARBARU, koranbanjar.net – Meskipun Harjad tahun ini, di tengah mewabahnya Virus Corona (Covid-19) namun perayaan tetap dilaksanakan walau tak ada acara besar-besaran.

Sekwan DPRD Banjarbaru Aida Yunani mengungkapkan, pakaian adat Gentang yang dipilih tidak ada memiliki simbol secara khusus. Bahkan, kebetulan yang banyak disukai ibu-ibu anggota dewan.

Ketua DPRD Banjarbaru Fadliansyah Akbar mengatakan, Kota Banjarbaru merupakan entitas sosio-geografis baru yang sedang berproses menjadi banjar yang khas atau banjar yang baru.

“Saya mengajak seluruh masyarakat kota Banjarbaru, terlibat secara kreatif dan inovatif dalam proses pembentukan identitas kita sebagai warga,” ucapnya.

Dijelaskan Fadli, selama ini Kot Banjarbaru kerap disebut sebagai kota penyangga Banjarmasin. Dengan adanya Bandara Internasional dan pusat Pemerintahan Provinsi Kalsel (Pemprov Kalsel).

“Keduanya, merupakan infrastruktur penanda bahwa kita bersama dapat menjadikan Banjarbaru sebagai pusat peradaban di Kalsel,” tuturnya.

Di tengah bencana Covid-19 ini, kata dia akan merayakan proses pemaknaan sebagai kota yang baru berusia 21 tahun dengan acara sederhana. Namun, semoga tidak mengurangi kehikmatan kita dalam bahu-membahu membangun kota Banjarbaru.

“Tetap jaga kesehatan. Patuhi instruksi pemerintah, petugas kesehatan, serta aparat. Kita doakan para petugas medis, perawat dan pihak lain yang turut serta berjuang melawan Covid-19. Agar diberi kesehatan, dan kekuatan menjaga kita semua,” paparnya.

Sementara itu, Nurkhalis Anshari selaku anggota dewan menerangkan, Kota Banjarbaru diusia ke-21 ini memasuki tahapan yang lebih sulit yaitu tahap kedewasaan.

“Tak seperti tahun sebelumnya, saat ini kita sedang diuji adanya Virus Corona. Perayaan yang sudah dipersiapkan, pada akhirnya harus dibatalkan. Untuk fokus menangani penyebaran Covid-19 ini,” bebernya.

Menurutnya, meski tak ada perayaan besar tapi warga Kota Banjarbaru tetap menyambut Harjad dengan penuh harapan.

“Ada yang curhat, mengeluh, kritik, dan berdoa. Karena kota ini banyak sekali kesan, yang tidak terlupakan. Kota kecil dengan jiwa dan semangat yang besar,” pungkasnya. (ykw/maf)