Tak Berkategori  

Muhammad Subakhi; Satria Dari Pasuruan (2)

Menjadi Anggota Dewan Tanpa Berjanji Apa-apa

 

Melanjutkan kisah sebelumnya tentang seorang anggota legislatif Banjarbaru, asal Pasuruan dan mengabdi di Kota Banjarbaru.

Membahas kisah latar belakangnya, lalu berikutnya perjalanan karir sampai duduk ke bangku DPRD Kota Banjarbaru.

MUHAMMAD NURHUDA, Banjarbaru

PERJALANAN Subakhi tidak hanya sampai sebatas penanam rumput dan seorang manajer Lapangan Golf Swargaloka Landasan Ulin Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Banyak karir Subakhi yang belum saya ceritakan.

Paling lama menjadi manajer di lapangan golf, yaitu 10 tahun masa jabatannya, bagaimana Subakhi bisa mencapai waktu yang sangat lama menjadi manajer, sedangkan pada masa-masa sebelumnya, tidak ada yang selama itu.

“Saya selalu berprinsip jujur dalam bekerja dan bersosialisasi, karena kepercayaan itu sangat penting, dan selalu bertanggung jawab dengan apa yang diberikan kepada saya, sekali orang tidak percaya maka habis lah sudah,” katanya dengan tegas.

Selain jabatan sebagai manajer, Subakhi juga pernah, menjadi Ketua Yayasan Pondok Pesantren Misbahul Munir, pendiri dan ketua Yayasan Pendidikan Islam Qurrota A’yun sampai sekarang, menjadi ketua Orari lokal Banjarbaru, pernah menjadi ketua DPP Orari lokal Banjarbaru, pernah menjadi sekretaris umum PGI Kalsel, Ketua PGI Kota Banjarbaru, dan mungkin masih banyak lagi yang lain tidak bisa saya tuliskan semua ke dalam tulisan ini.

Di Swargaloka ini juga Subakhi bertemu mentornya sampai saat ini, H Rudy Ariffin. Pertama kali masuk partai politik, Subakhi memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), waktu masih zamannya Gusdur pada tahun 2009. Ketika bertemu Rudy Ariffin, diajak lah Subakhi untuk bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Karena saya sering mengadakan kegiatan dan dan even-even, waktu menjadi manajer di lapangan golf, mungkin waktu itu pak Rudy Ariffin melihat potensi saya dan akhirnya diajak lah saya bergabung ke partai politik PPP,” tutur kader potensial PPP itu.

Awal masuknya Subakhi menjadi anggota dewan pada tahun 2014-2019, dan periode selanjutnya tokoh PPP Kota Banjarbaru ini kembali dipercayakan masyarakat Kota Banjarbaru untuk menjadi wakil rakyat.

Jadi, Subakhi menjadi anggota dewan sudah menjalani dua periode.

Adapun alasan Subakhi terjun ke dunia politik, adalah dia suka organisasi jadi sebenarnya tidak ada keinginan Subakhi untuk mencalonkan diri, tapi waktu itu disuruh Gubernur Kalsel dua periode 2005-2010 dan 2010-2015, Rudy Ariffin, mencalon namun tetap tidak berminat, dan akhirnya Subakhi tetaplah menjadi perwakilan PPP.

”Sampai saya sadar bahwa di politik itu sebenarnya untuk merebutkan bangku kekuasaan, dan setelah dapat bangku kekuasaan itu tergantung kita menggunakannya. Di sinilah saya semakin sadar, karena banyak keinginan saya tentang masyarakat harus saya perjuangkan,” kata dia.

Cuma, di waktu itu saya tidak mempunyai kekuasaan, dan dengan cara inilah bisa membantu masyarakat lewat bangku anggota dewan.

Peran isteri Subakhi sangat berperan dalam proses Subakhi melewati masa sulitnya, waktu awal-awal menjalani sebagai anggota dewan. Setiap kesuksesan pasti ada proses di baliknya, begitu juga proses Satria Pasuruan ini saat pertama kali menjadi anggota dewan pada tahun 2014.

“Saya sewaktu kampanye dulu, tidak pernah berjanji apa-apa. Saya paling takut yang namanya janji, tapi setelah 3 bulan menjadi anggota dewan di daerah saya tinggal itu tidak ada orang yang mendatangi saya ataupun mengemukakan aspirasinya, lah lantas apa gunanya saya, sampai ada salah seorang warga di sana berkata bahwa saya waktu itu tidak berjanji maka tidak ada yang kami tagih,” papar dia.

Setelah mengetahui permasalahannya, sambung dia, lantas langsung dan sering turun untuk lebih memperhatikan termasuk daerah mana saja, selagi kawasan itu masih dalam ruang lingkup Kota Banjarbaru.

Banyak proses yang dilalui dan tidak hanya itu, akan tetapi tidak bisa disampaikan semuanya. Harapan Subakhi, ialah semoga dia bisa menjadikan Kota Banjarbaru lebih maju lagi dengan bantuan masyarakat sendiri.

“Ucapan terima kasih tidak lupa kepada masyarakat Kota Banjarbaru, telah mempercayakan menjadi wakil rakyat selama 2 periode,” ucapnya.

Demikian yang bisa saya tulis tentang perjalanan seorang Satria Pasuruan perantau di Kota Banjarbaru ini meniti karirnya, semoga semua bisa menginspirasi kita semua. (*/dya/selesai)