Tak Berkategori  

Mitos Ikan Tapah Gaib Penunggu Danau Siring Rantau

RANTAU, KORANBANJAR.NET – Danau Siring Rantau, begtiulah masyarakat biasa menyebutnya. Meski terlihat seperti danau biasa, namun danau yang berada di ruang terbuka hijau Rantau Baru, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin ini, ternyata memiliki sebuah mitos.

Laporan Jurnalis KoranBanjar.Net, YULI KUSUMA WARDANI, RANTAU – TAPIN

Banyak masyarakat percaya, di Danau Siring Rantau yang dibuat Pemkab Tapin pada 2013 lalu itu, hingga saat ini dihuni seekor ikan tapah berukuran besar.

Diceritakan seorang pengunjungnya, Dea Gladies Puspitasari, warga Rantau, ikan tapah penghuni danau tersebut dipercayai masyarakat bukanlah seekor ikan biasa yang nyata, melainkan perwujudan dari sosok gaib penunggu Danau Siring Rantau.

“Ikan tapah di sini dipercaya sebagai ikan gaib dari datu (penghuni gaib) di tempat ini. Ada juga yang menyebutnya sebagai ikan siluman,” ujar Dea kepada koranbanjar.net, akhir pekan kemarin.

Bahkan, dikatakan Dea, larangan menangkap ikan dengan cara apapun di Danau Siring Rantau bukan sekedar larangan biasa, namun justru demi menghindari kutukan ikan tapah penunggu danau.

“Jadi apabila ada masyarakat yang menangkap ikan di sini, hidupnya bakal kena musibah. Menurut masyarakat, ikan tapah atau penunggu di sini tidak suka jika danaunya diganggu. Jadi masyarakat di sini pun juga was-was apabila ada yang macam-macam di sini atau ada yang suka bermain di tepi danau,” tuturnya.

Dikisahkan Dea, dulunya pernah ada masyarakat yang ingin membuktikan keberadan ikan tapah penunggu danau Danau Siring Rantau. Mereka, kata Dea, mencari dan berhasil menangkapnya.

Pengunjung bermain sepeda air di Danau Siring Rantau. (foto: yuli kusuma/koranbanjar.net)

“Kejadiannya kalau tidak salah tahun 2016 atau 2017. Masyarakat yang ingin membuktikan ikan tapah tersebut berhasil menangkap seekor ikan seukuran anak kecil berusia lima tahun. Waktu itu banyak warga berdatangan ingin mengabadikannya ke dalam foto atau sekedar ingin melihat langsung. Tapi karena saat itu banyak yang tidak percaya bahwa ikan itu adalah ikan tapah penunggu danau di sini, ikan itu kemudian dikembalikan lagi ke danau ini,” cerita Dea.

Pengunjung Danau Siring Rantau, Dea Gladies Puspitasari. (foto: yuli kusuma/koranbanjar.net)

Kendati demikian, gadis berhijab ini tetap mematuhi segala larangan di danau yang menjadi salah satu maskot dalam kawasan rekreasi di ruang terbuka hijau Rantau Baru itu bukan lantaran kuatnya mitos yang ada di masyarakat. Dirinya mematuhi larangan yang ada karena ingin turut melestarikan lingkungan di sekitar danau.

“Jadi larangannya kita patuhi bukan karena mitosnya tapi karena justru ingin menjaga lingkungan di danau ini,” tandasnya. (*)