Misteri Penggalan Kepala Demang Lehman, Sultan Khairul Saleh Ungkap Rencana Belanda Kembalikan Tengkoraknya

Wasiat Demang Lehman
“Dangar-dangar barataan! Banua Banjar lamun kahada lakas dipalas lawan banyu mata darah, marikit dipingkuti Walanda!”

SEJARAH kelam telah tertoreh di Tanah Banjar. Bumi Serambi Makkah (Kota Martapura) menjadi saksi atas kebiadan penjajah pada masa itu. Demang Lehman terperangkap oleh tipu muslihat Belanda yang sedang mengatur perangkap terhadapnya.

Oleh orang yang menginginkan hadiah dan tanda jasa sehabis dia melakukan salat Subuh dan dalam keadaan tidak bersenjata, dia ditangkap. Ia sempat sendirian melawan puluhan orang yang mengepungnya. Atas keberhasilan penangkapan ini Syarif Hamid akan diangkat sebagai raja tetap di Batulicin. Kemudian Demang Lehman diangkut ke Martapura.

Pemerintah Belanda menetapkan hukuman gantung terhadap pejuang yang tidak kenal kompromi ini. Dia menjalani hukuman gantung sampai mati di Martapura, sebagai pelaksanaan keputusan Pengadilan Militer Belanda tanggal 27 Februari 1864.

Pejabat-pejabat militer Belanda yang menyaksikan hukuman gantung ini merasa kagum dengan ketabahannya menaiki tiang gantungan tanpa mata ditutup.Urat mukanya tidak berubah menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Tiada ada satu keluarganyapun yang menyaksikannya dan tidak ada keluarga yang menyambut mayatnya. Setelah selesai digantung dan mati, kepalanya dipotong Belanda dan dibawa Konservator Rijksmuseum van Volkenkunde Leiden. Kepala Demang Lehman disimpan di Museum Leiden di Negeri Belanda, sehingga mayatnya dimakamkan tanpa kepala (sumber wikipedia.org)

Sejak itu, penggalan kepala Demang Lehman menjadi sebuah misteri. Apakah memang benar-benar tersimpan di Museum Leiden Belanda atau di museum lain.

Sultan Banjar H Khairul Saleh
Sultan Banjar H Khairul Saleh

Sejarah ratusan silam itu tak akan pernah terhapus dari ingatan, bahkan kabar terbaru terungkap melalui Sultan Banjar Khairul Saleh, ternyata Pemerintah Belanda tengah melakukan riset  terhadap masyarakat Banjar, untuk mencari tahu respon masyarakat Banjar tentang kemungkinan tetap disimpannya tengkorak kepala Demang Lehman di Belanda ataukah harus dikembalikan (dikubur) ke Tanah Banjar.

“Melalui informasi yang kita terima dari kerabat di Belanda yang kebetulan Pemerhati Sejarah Kerajaan Nusantara, pemerintah Belanda akan melakukan riset dengan mengirimkan dua wartawan dari Belanda untuk melakukan wawancara kepada saya tentang tengkorak kepala Demang Lehman itu pada hari ini (13 Juni 2019). Namun visa profesi wartawan itu kan tidak mudah masuk antar negara, sehingga jadwal kedatangannya ditunda hingga awal Juli,” ungkap Sultan Khairul Saleh kepada koranbanjar.net.

Dijelaskan, riset yang dilakukan bertujuan untuk menggali langsung respon masyarakat Banjar  tentang kemungkinan, apakah tengkorak kepala Demang Lehman harus dikembalikan ke Tanah Banjar atau tetap disimpan di museum Belanda. “Sekarang tengkorak kepala Demang Lehman memang masih disimpan dan disembunyikan. Pemerintah Belanda belum mengungkap keberadaannya,” beber Sultan.

Riset yang dilakukan pihak Belanda tersebut, bagi Sultan Khairul Saleh mengundang tanda tanya besar. “Kalau mereka (Belanda) mengembalikan tengkorak tersebut, tentunya kita akan mengubur sebagaimana layaknya umat beragama Islam. Tidak menutup kemungkinan, upaya itu bertujuan untuk menghapus sejarah kelam yang pernah dialami Panglima Banjar tersebut. Seolah-olah mereka ingin menyembunyikan perbuatan yang pernah dilakukan terhadap pejuang kita,” ungkap Ketua Umum Forum Silaturrahmi Keraton Nusantara (FSKN) ini.

Sebaliknya, jika penggalan kepala tersebut masih tersimpan pada museum Belanda, itu membuktikan sejarah “kekejian” mereka terhadap pejuang kita di masa lampau dan sejarah akan tetap terpelihara. “Makanya, kita lihat nanti hasil riset mereka dan respon masyarakat Banjar, bagaimana sebaiknya,” pungkas dia.(sir)