Tak Berkategori  

Misrani; Tukang Cukur Pinggir Jalan Punya Aset Miliaran Rupiah

Profesi tukang cukur, apalagi aktifitasnya cuma di pinggir jalan mungkin terlihat biasa-biasa saja. Bahkan penghasilan sebagai tukang cukur mungkin pula dinilai tidak seberapa. Namun berbeda dengan tukang cukur bernama Misrani, warga Jl Kenanga Desa Tangung Rema Darat, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar ini. Sejak menjalankan profesi sebagai tukang cukur mulai tahun 2001 hingga sekarang, ternyata dia sudah memiliki aset hingga bernilai Rp1 miliar lebih. Seperti apa ceritanya, simak tulisan ini.

Tepat di pertigaan Jl Tanjung Rema atau arah Puskesmas Martapura Kota menuju Komplek Pangeran Antasari, Misrani, sekitar pukul 15.00 wita, tampak masih sibuk melayani pelanggannya yang sedang cukur rambut. Gerakan tangannya cukup cepat, sehingga hanya dalam hitungan menit dia bisa menyelesaikan cukuran rambut satu kepala. Usai mencukur, dia memberikan servis pijit kepala kepada pelanggannya bak pekerja di salon-salon.

Hanya menggunakan beberapa alat cukur yang sederhana, bapak tiga anak ini mampu mencukur rambut pelanggannya dengan rapi dan apik. Kemudian dia membuka kain penutup tubuh pelanggan agar tidak terkena potongan rambut, lalu dia mengibas-ngibaskan kain tersebut, seraya menyebutkan ongkosnya sebesar Rp10 ribu.

Di sela aktifitasnya itu, koranbanjar.net coba mengajak ngobrol santai. “Dalam satu hari, paling sedikit saya mencukur sepuluh kepala. Bisa juga sampai tiga puluh kepala hingga lebih,” demikian ungkapnya, Sabtu (30/01/2021).

Tarif cukur sebesar Rp10 ribu per kepala. Kalau 20 hingga 30 kepala per hari tinggal dikalkulasi. “Penghasilan tiap hari rata-rata antara dua ratus sampai tiga ratus ribu, kadang lebih, seperti menjelang lebaran. Kalau mendekati lebaran saya bisa dapat rata-rata perhari lima ratus ribu, itu berlangsung sejak satu minggu sebelum lebaran,” paparnya.

Misrani juga menceritakan, sejak lulus Ponpes Darussalam Martapura, dia langsung menggeluti profesi sebagai tukang cukur. Padahal, dia tidak pernah sama sekali kursus atau sekolah layaknya pangkas rambut profesional seperti di babershop, salon atau yang serupa.

“Saya bekerja menjadi tukang cukur sejak tahun 2001 sampai sekarang. Awalnya, cuma menolong kawan yang minta dipotongkan rambut, lalu keterusan. Jadi saya memiliki keahlian tukang cukur ini berdasarkan pengalaman saja atau otodidak,” jelasnya.

Dari hasil profesi sebagai tukang cukur, menurut dia, mungkin orang-orang tidak percaya bahwa dia memiliki aset mencapai Rp1 miliar lebih. “Mungkin orang-orang tak percaya, alhamdulillah saya bisa bangun rumah senilai lima ratus juta di tahun dua ribu tujuh belas. Kalau dihitung sekarang, nilai rumah saya itu sudah sekitar satu miliar lah. Ada kawan yang pernah ke rumah, terus bilang begini, wah ini rumah anggota dewan,” ujarnya berkelakar.

Selain bisa memiliki rumah yang kini bernilai Rp1 miliar lebih, dia juga mampu membiayai ketiga anaknya untuk sekolah. “Anak pertama masih sekolah di Madrasah Aliyah, anak kedua masih SD di kelas dua dan yang ketiga masih berusia dua tahun tiga bulan. Saya punya dua unit sepeda motor dan alhamdulillah punya tabungan sekitar seratus juta,” ucapnya.

Uang Rp100 juta itu, lanjut dia, tadinya mau dibelikan mobil. Namun setelah dipertimbangkan, akan menyebabkan banyak pengeluaran, termasuk tidak begitu mendesak untuk dimiliki, akhirnya dia membatalkan beli mobil.

“Kalau beli mobil, nanti takut tergores-gores atau lain hal mending tidak usah,” ujarnya polos.

Sementara modal awal usaha yang dikerjakannya saat ini diperkirakan tidak lebih dari Rp2 juta. Selanjutnya, dia hanya bayar sewa tempat sebesar Rp400 ribu per bulan, kemudian bayar listrik antara Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per bulan.(sir)