BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Seminggu lebih sejak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite, ternyata masyarakat Banjarbaru masih setia menggunakan BBM yang diklaim memiliki daya guna lebih baik dibandingkan BBM jenis premium tersebut. Kenaikan harga BBM jenis pertalite sejak 24 Maret lalu sebesar Rp. 200,- ternyata tidak mengubah kebiasaan lama masyarakat khususnya masyarakat Banjarbaru.
Bahan bakar dengan kandungan Research Octane Number (RON) sebesar 90 yang berada dua tingkat di atas premium ini menjadi pilihan bagi masyarakat karena selain ramah lingkungan, bahan bakar jenis ini konon katanya juga ramah terhadap mesin kendaraan bermotor.
Sebagian besar masyarakat yang setia menggunakan BBM jenis ini hanya untuk keperluan primer kendaraan bermotor, BBM jenis pertalite ini tidak begitu cocok digunakan untuk kegiatan usaha maupun industri. Karena harga pertalite memang masih terlampau mahal dibandingkan jenis premium.
Selain itu, ternyata kelangkaan bahan bakar jenis premium sering menjadi alasan masyarakat untuk memilih pertalite. Rudi (27) saat ditemui wartawan koranbanjar.net sesaat setelah membeli BBM pertalite di salah satu SPBU di kawasan Banjarbaru, Selasa (03/04) mengungkapkan bahwa dirinya merupakan pengguna BBM jenis pertalite.
“Saya masih tetep pakai pertalite, lagian bensin biasa (premium) sekarang sudah agak langka, jadi saya memilih pertalite saja. Selain itu, yang saya tahu kalau BBM jenis pertalite ini lebih ramah ke mesin dan ramah lingkungan juga. Kalo yang lebih bagus sih pertamax tapi harganya masih cukup mahal,” tuturnya.
Saat ditanya terkait kenaikan harga dari BBM jenis pertalite sejak 24 Maret, beliau menanggapi hal tersebut dengan kepala dingin.
“Tahu kalau naik, kayanya agak diam-diam naiknya mungkin menghidari penolakan dari masyarakat. Tahu naiknya saat pengisian di SPBU, kebetulan dikasih tahu sama pihak SPBU kalau pertalite naik,” ujarnya.
“Saya sebagai pengguna pertalite sebenarnya tidak begitu merasa terbebani dengan kenaikan ini. Asalkan kenaikan BBM ini memang benar-benar kebijakan untuk kepentingan negara,” pungkasnya.
Namun ketika ditanya perihal pemerintah berencana melakukan kebijakan menaikan harga BBM lagi, beliau mengungkapkan ketidaksetujuannya.
“Kalau dilihat sudah dua kali kenaikan sih ya sebenarnya kurang setuju kalau ada rencana kenaikan lagi. Harapannya harga tetap segini saja dan juga paling tidak kita tahu pasti alasan menaikannya itu untuk apa,” tutupnya.(mj-01/ana/kie)