Muhammad Hadi (17) adalah pelajar Madrasah Aliyah Nurul Islam di Mandastana Desa Bangkit Baru, Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan. Muhammad Hadi mungkin satu dari sekian banyak pelajar yang mengalami dampak pandemi Covid-19, tidak bisa mengikuti sekolah melalui virtual atau online, karena keterbatasan fasilitas seperti handphone.
BATOLA, koranbanjar.net – Pelajar Madrasah Aliyah Nurul Islam, Muhammad Hadi kepada koranbanjar.net, Kamis, (25/3/2021) mengaku ingin sekali sekolah seperti biasa. Pasalnya, dia tidak bisa mengikuti sekolah dengan cara online seperti sekarang.
Muhammad Hadi duduk di Kelas II, putra pertama dari pasangan Selamat (39) dan Yuliani (37).
Selama pandemi, sekolah diliburkan dari Mei 2020 sampai saat ini. Sejak itu pula sekolahnya ditutup, kemudian semua pelajar hanya bisa mengikuti sekolah dengan cara online. “Saya ingin kembali bersekolah seperti biasa, karena sekarang tidak bisa mengikuti belajar secara online. Sebab saya tidak punya handphone,” ujar dia.
Sedangkan orang tuanya tidak mampu membelikan handphone, karena kondisi ekonomi yang cukup memprihatinkan. “Orang tua saya cuma bekerja serabutan, sedangkan saya punya tiga saudara. Ibu juga tidak bekerja,” ujar dia.
Harapan Hadi, dia ingin bersekolah seperti biasa, supaya dapat meyelesaikan pendidikan, kemudian mencari pekerjaan dan bisa membantu ekonomi keluarga.(mj-33/sir)