Menteri Pariwisata Menilai Prospektif Pariwisata Kabupaten Banjar

MARTAPURA, koranbanjar.net – Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arif Yahya sangat mengapresiasi obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Banjar. Hal itu diutarakan bersangkutan saat kunjungan pada beberapa tempat wisata andalan Kabupaten Banjar, Senin (12/8/2019).
Empat lokasi yang mendapatkan kunjungan ialah Pasar Terapung Lokbaintan Kecamatan Sungai Tabuk, UPT Penggosokan Intan BI di Jl A Yani Km35 Kelurahan Sungai Paring, Pertokoan Permata Cahaya Bumi Selamat (CBS) Jl A Yani Km40 Martapura, dan Tahura Sultan Adam di Kecamatan Karang Intan.

Bupati Banjar H Khalilurrahman bersama pejabat Pemkab Banjar mendampingi kunjungan Menteri Pariwisata. Turut serta pula Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Haris Makkie, Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Hanif Faisol Nurofiq, dan Kadis Perindustrian Kalsel Mahyuni.

Menteri Pariwisata RI Arief Yahya mengatakan, Banjar memiliki objek wisata yang prospektif. Obyek wisata yang dikelola secara profesional dan ditangani dengan baik, berpotensi besar mengalami kemajuan dan dilirik wisatawan luar daerah.

“Apalagi jika dikemas lebih komprehensif lagi, seperti memperkuat sentuhan alam berupa penghijauan,” katanya.

Ia mengatakan suasana hijau memegang andil besar terhadap eksistensi objek wisata. “Kita taruhan saja, itu (penghijauan) modal besar pariwisata. Pohon-pohon akan lebih menghasilkan, menyejahterakan dipandang ketimbang ditebang,” sebutnya, sebagaimana dikutip dari media center Kabupaten Banjar.

Arief kemudian mencontohkan tanaman padi di Ubud, Bali.Kalau ada disediakan penginapan atau hotelnya, tarif per malamnya hingga 11 ribu dolar atau sekitar Rp14 juta. Kalau dipanen mungkin dapat empat ton senilai Rp20 juta, tapi cuma sekali.

Ditegaskannya sejumlah daerah di Indonesia yang fokus memperkuat sektor kepariwisataan dan jasa sebagai sumber pendapatan, terbukti lebih mampu meningkatkan kemandirian dan kemajuan perekonomian masyarakat dan daerah.

Provinsi Kalimantan Selatan masih memiliki hutan luas juga perlu dijaga dan dilestarikan, bisa menjadi potensi dan penopang kepariwisataan di masa mendatang.

Promosi wisata hendaknya perlu terus digencarkan secara lebih kreatif. Contohnya melalui digital media dan media sosial maupun media lainnya. “Saya sudah dengar di Kalsel ini ada generasi atau semacam komunitas digital media. Nah, ini perlu terus didukung untuk membantu mempromosikan wisata di Kalsel,” katanya. (dya)