Menko PMK; Krisis Ekonomi Sekarang Lebih Parah Dari 1998

Dampak virus corona yang melanda Tanah Air menimbulkan krisis ekonomi. Bahkan, krisis ekonomi yang terjadi sekarang lebih dari tahun 1998.

JAKARTA, koranbanjar.net- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, krisis ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia imbas pandemi virus corona (Covid-19) lebih parah dari krisis ekonomi yang terjadi pada 1998.

Menurut dia, saat krisis 1998 hanya pelaku ekonomi besar saja yang merasakan dampak paling fatal, berbeda dengan sekarang.

“Dulu tahun 98, 97 krisis ekonomi kita tidak separah sekarang, karena waktu itu hanya pelaku ekonomi besar saja yang kena dampak sangat fatal, karena mereka ketergantungan terhadap bahan baku impor kemudian kurs dolar dengan Rupiah terjun sangat terjun bebas,” kata dia dalam sebuah webinar melalui zoom, Rabu (6/4/2020)

Baca Juga; https://koranbanjar.net/pemerintah-antisipasi-krisis-pangan-di-tengah-pandemi/

Ia melanjutkan, pada 1998, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di Indonesia masih perkasa. Namun saat ini, menurut Muhadjir, justru para pelaku UMKM yang ambruk terlebih dulu.

“Tapi sekarang sebaliknya justru UMKM yang paling remuk duluan, karena tiba tiba mereka tidak bisa berjualan, tidak ada lagi daya beli masyarakat, tiba tiba ambruk,” ucap dia.

Dia mengatakan penataan ekonomi di Indonesia harus dilakukan secara perlahan-lahan selepas pandemi virus corona.

“Jangan sampai menjurus ke arah resesi atau depresi ekonomi yang berbahaya terhadap masa depan kita,” ucap dia.

Diketahui, virus corona mulai mewabah di China pada Desember 2019 lalu. Kemudian, penyebarannya semakin masif ke beberapa negara pada awal 2020 dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020.

Baca Juga; https://koranbanjar.net/akibat-covid-19-kelaparan-di-dunia-melonjak/

Hingga hari ini, Rabu (6/4), pasien positif Covid-19 di seluruh Indonesia mencapai 12.438. Dari jumlah itu, 2.317 orang dinyatakan sembuh dan 895 orang meninggal dunia.(yoa/bmw/cnnindonesia.com)