Warga keturunan Tionghoa memiliki peran penting di Tanah Banjar. Semua berawal dari undangan pihak Istana Kesultanan Banjar untuk seorang ahli bangunan asal Tiongkok bernama Phang Tje. Siapa sebenarnya Phang Tje? Berikut sejarah, asal-usul warga Tionghoa yang pertama tiba di Kalimantan Selatan ini.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin telah mengundang para tokoh Tionghoa yang tinggal di Banjarmasin, di Rumah Alam Sungai Andai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dalam pertemuan itu, terungkap sejarah dan peran warga keturunan Tionghoa saat tiba pertama kali di Kalimantan Selatan.
Mereka telah mendiskusikan mengenai sejarah 1.300 tahun lalu, tentang peran–kiprah Tionghoa di tanah Banjar dalam intas sejarah di Kalimantan Selatan.
Sudah diketahui umum, warga keturunan Tionghoa lama bermukim di tanah Banjar. Mungkin sejak pertama kota ini terbuka dengan para pendatang. Terutama ketika jalur perdagangan mulai ramai, dan banyak bangsa-bangsa mendatangi tanah Banjar.
Pada saat itulah bangsa Tiongkok mendaratkan diri. Jejak sejarahnya sangat kuat, terbukti ada dua Klenteng yang berdiri megah di tengah kota, ada kampung Pecinan, sama seperti Pecinan yang ada di kota-kota lain di Indonesia, bahkan dunia.
Terungkap dalam diskusi tersebut ada beberapa gelombang migrasi, diperkirakan sejak tahun 1.300, sudah ada perdagangan dengan Tiongkok, ketika Kesultanan Banjar berdiri tahun 1526, juga sudah ada warga Tiongkok di Tanah Banjar.
Momen yang sangat penting adalah tahun 1736, ketika Sultan Hamiddullah berkuasa, ia mengangkat Liem Bian Kho sebagai Kapten Syahbandar di Pelabuhan Tatas, serta mengijinkan berdirinya perkampungan Pecinan.