Kerasnya kehidupan anak jalanan di kota-kota besar di Indonesia, sepertinya juga dialami para anak jalanan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk bisa mengisi perut, mereka harus melakukan banyak hal, mulai ngamen, ngemis, hingga terpaksa mencuri. Ironisnya, terkadang hasil yang mereka dapatkan kembali dirampas oleh preman jalanan.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Seorang anak jalanan sebut saja Alex (15 tahun) –nama samaran untuk menjaga keamanan, red –, warga Jalan Teluk Kelayan, Kota Banjarmasin ini mestinya bersekolah, sudah harus merasakan kerasnya kehidupan di tengah hiruk-pikuk Kota Banjarmasin.
Selasa, (6/4/2021) sekitar pukul 21.00 WITA, Alex dijumpai koranbanjar.net, di sebuah warung minum, di perempatan Jl Pangeran Antasari, Kelurahan Sungai Baru, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.
Dengan mengajak beberapa anak jalanan untuk minum di sebuah warung sekitaran tempat mereka sering beroperasi, Alex bercerita, sudah satu tahun ini hidup di jalanan. Dia hidup dari hasil di jalanan, kadang harus ngemis, kadang pula ngamen.
“Mencari uang dari minta-minta, ngamen, pernah juga mencuri om,” kata Alex dengan polos.
Alex mengaku masih memiliki kedua orang tua, bahkan dia juga mempunyai 4 saudara. Dia adalah anak ketiga dari empat saudara, keluarganya terbilang miskin. “Kayapa handak sekolah, belanja aja ngalih om ai (bagaimana mau sekolah, jajan aja sulit),” katanya.
Ditanya soal pengalaman selama mencari uang di jalanan, Alex mengaku, juga pernah dipalak oleh preman. “Hasilnya bisa buat jajan, kadang ada beberapa preman yang minta paksa,” tuturnya.
Orang tuanya mengetahui keseharian Alex di jalanan, namun tidak pernah melarang. Bahkan orang tuanya sering bilang, “Nyaman bisa becari duit ikam (supaya kami bisa mencari uang sendiri),” pungkasnya.(mj-33/sir)
